Liputan6.com, Jakarta - Momen Lebaran bagi sebagian orang identik dengan tradisi bagi-bagi uang kepada sanak saudara atau tetangga. Namun, tradisi ini ternyata menyimpan dilema tersendiri bagi sebagian perantau yang pulang ke kampung halaman.
Ulama yang dikenal sering membahas masalah keseharian KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya mengungkapkan fenomena ini dalam ceramahnya yang didikutip dari kanal YouTube @albahjah-tv. Menurutnya, banyak orang yang justru merasa tersiksa karena terpaksa mengikuti tradisi berbagi uang saat Lebaran.
"Saat Lebaran, ada orang mudik itu hanya ingin dibilang dia sukses di kota. Jadi kalau pulang kampung itu ketakutan. Kenapa? Harus bagi-bagi duit, padahal dia banyak hutang," kata Buya Yahya.
Advertisement
Fenomena ini, kata Buya, menunjukkan bahwa tidak sedikit orang yang sebenarnya belum cukup mampu secara ekonomi, namun tetap memaksakan diri untuk memberikan uang kepada orang lain saat Lebaran.
"Hanya action saja biar gayanya di kota sukses bagi-bagi. Makanya siap mau pulang, bingung, nggak berani pulang. Kenapa? Wong sendiri belum sukses, kenapa bagi-bagi tapi harus pulang," lanjutnya.
Buya Yahya menilai bahwa tindakan ini justru menyiksa diri sendiri. Orang yang bersangkutan akhirnya merasa tertekan dan terpaksa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
"Dia akhirnya action bagi duit dan sebagainya, bukan karena Allah. Tersiksakan dia," ungkap Buya Yahya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Berbuat Baik tapi Kocek Terbatas
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa niat utama dalam berbagi seharusnya adalah karena Allah, bukan demi gengsi atau sekedar terlihat sukses di hadapan orang lain.
"Kalau anda ingin memuliakan seseorang, orang yang layak dimuliakan, kocek anda itu terbatas loh ya," ucapnya mengingatkan.
Menurutnya, berbuat baik seharusnya dilakukan secara proporsional sesuai dengan kemampuan masing-masing, tanpa harus memaksakan diri.
"Kalau anda ingin berbuat baik, berbuatlah baik kepada orang yang sekiranya pahalanya akan melipat-lipat," lanjut Buya Yahya.
Ia menekankan bahwa memaksakan diri untuk berbagi uang dalam kondisi keuangan yang pas-pasan hanya akan menambah beban dan mengurangi keikhlasan dalam beramal.
"Kalau nggak mampu ya nggak usah, jangan gengsi," tegasnya.
Advertisement
Lebaran Kok Tersiksa
Buya Yahya mengajak para perantau yang hendak mudik untuk lebih jujur pada diri sendiri dan tidak menjadikan gengsi sebagai alasan utama berbagi saat Lebaran.
"Kalau bisa berbagi, berbagi. Kalau nggak bisa ya jangan dipaksakan. Jangan sampai membuat kita tersiksa dan tidak ikhlas," ujarnya.
Ia menambahkan, berbagi dalam Islam dianjurkan, namun dengan syarat dilakukan dengan keikhlasan dan kemampuan yang ada.
"Berbagilah karena Allah, bukan karena manusia. Allah tidak menilai seberapa banyak yang kita beri, tapi dari niat dan keikhlasan kita," jelas Buya Yahya.
Ceramah Buya Yahya ini menjadi pengingat penting bagi umat Islam agar tidak terjebak dalam tradisi yang memberatkan diri sendiri, apalagi sampai menimbulkan kesusahan dalam momen Lebaran.
"Lebaran itu mestinya jadi momen bahagia, bukan momen yang malah menyiksa kita karena gengsi," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
