Kembangkan Ekotren, Gus Yasin Dorong Santri Aktif di Bidang Ekonomi

Orang nomer dua di Jawa tengah, meminta santri tidak hanya unggul dalam sisi agama saja tetapi juga bisa dengan baik mengembangkan usaha minimarket berbasis ponpes, pertanian modern, air isi ulang, maupun wisata halal.

oleh Tito Isna Utama diperbarui 16 Apr 2022, 22:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2022, 22:00 WIB
Foto Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen
Ilustarasi Foto Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen

Liputan6.com, Semarang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen terus mendorong para santri tidak hanya bergelut dengan ilmu agama, namun harus bisa multi talenta berbagai bidang, termasuk sektor ekonomi.

Taj Yasin, meminta santri tidak hanya unggul dalam sisi agama saja tetapi juga bisa dengan baik mengembangkan usaha minimarket berbasis ponpes, pertanian modern, air isi ulang, maupun wisata halal.

"Para santri harus mewarnai dalam bidang apa pun, termasuk bidang ekonomi. Sejak di DPRD, saya juga sudah bergabung di Hipsi atau Himpunan Pengusaha Santri Indonesia dari berbagai provinsi membahas usaha-usaha santri, kemudian saya implementasikan di Jawa Tengah. Salah satunya program Ekonomi Pesantren atau Ekotren," kata Taj Yasin. Sabtu (11/4/2022).

 

Skill Setelah Keluar dari Pesantren

Taj Yasin mengatakan, para santri tidak semuanya akan menjadi kiai atau pendakwah ketika sudah keluar dari pesantren.

Sehingga saat berada di pesantren, santri juga harus mendapatkan skill atau keahlian berwirausaha untuk bekal saat sudah tidak menjadi santri. Karenanya, program Ekotren harus lebih digenjot dengan menggandeng berbagai pihak.

Lebih lanjut, Taj Yasin menjelaskan program Ekotren tidak bisa berjalan dengan hanya mengandalkan APBD. Sehingga pihaknya merangkul para pengusaha yang ingin turut memajukan ekonomi dan meningkatkan kemampuan serta keahlian santri di bidang wirausaha.

Para pengusaha memfasilitasi dan mendampingi santri dalam membuka dan mengelola toko yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat, sekaligus mewadahi produk-produk pesantren. Selain itu juga pendampingan dari Dinas Koperasi dan UMKM terkait pelatihan manajemen, mengurus sertifikat halal, dan sebagainya.

"Pengusaha mendampingi santri memgubah warung kelontong yang sebelumnya serba manual, kemudian ada komputerisasi dan menjadi toko modern dengan manajemen seperti minimarket," katanya.

Untuk memajukan Ekotren, pemprov tidak hanya melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM, tetapi juga bersinergi dengan Ponpes di Imogiri yang telah berhasil mengembangkan minimarket berbasis ponpes di berbagai daerah, termasuk di rest area jalan tol. Beberapa santri asal Jateng sudah diberangkatkan ke ponpes di Imogiri Jawa Timur, guna belajar tentang manajemen, pemasaran, dan sebagainya.

"Para santri kita sekolahkan ke Imogiri, mereka diberi wawasan tentang manajemen toko. Pendampingan-pendampingan seperti ini kita berikan kepada santri di pesantren dan para alumni, sehingga saat ini sudah banyak muncul usaha-usaha. Antara lain air mineral isi ulang di Tegal, ada toko modern di Jepara, Warung Arab di Pati, dan banyak lagi," bebernya.

Selain Ekotren bidang usaha toko modern, lanjut dia, tidak sedikit pesantren di Jateng yang mengembangkan ekotren berbasis perkebunan atau pertanian modern. Bahkan, beberapa santri di Salatiga dan Semarang telah yang menggeluti usaha pertanian dan berhasil memajukan sektor pertanian di daerahnya.

"Santri-santri juga bisa diajak berkebun secara modern. Di Kabupaten Semarang ada santri mengelola kebun yang disebut kebun edukasi. Mereka menawarkan wisata petik buah, cara mengolah hasil kebun, dan sebagainya. Saya senang ini bisa menginspirasi kita semua," terangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya