Liputan6.com, Cilacap - Banyak kisah di sekitar yang barangkali bisa menambah rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan-Nya kepada kita. Salah satunya ialah nikmat kesehatan dan kesempurnaan anggota badan yang dimiliki, sehingga dapat menjalani aktivitas dengan normal dan nyaman.
Kisah nyata ini mungkin akan membuat orang lebih mawas diri dan semakin mudah bersyukur.
Alkisah, Darsum, warga Dusun Malongpong, Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang memiliki kekurangan, yakni tidak bisa melihat (tunanetra). Lelaki ini tinggal di dusun yang berada di bawah Gunung Padang Salebu.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengalami kebutaan semenjak kecil. Informasi ini diperoleh dari kanal YouTube Blacker Majenang yang diunggah beberapa waktu yang lalu.
“Apa benar Bapak tidak dapat melihat?” tanya pewawancara dikutip dari video.
“Ya benar,” jawab Darsum
Ketika ditanya perihal kapan dia mengalami kondisi tersebut, ia mengatakan sejak kecil matanya sudah mengalami kebutaan.
“Sejak kecil,” jawabnya
Hal yang sama juga diungkapkan keponakannya, Sarsih bahwa Darsum buta sejak masih kecil.
“Ya dari kecil,” kata Sarsih.
Panjat Pohon Kelapa untuk Menyadap Nira
Sehari-hari, Darsum dengan segala keterbatasannya mencari nafkah dengan menyadap nira. Tetapi karena sering kali jatuh dari pohon kelapa, Sarsih melarang Darsum kembali memanjat pohon kepala.
Tidak tanggung-tanggung, berdasarkan keterangan Darsum, dia telah jatuh 13 kali dari pohon kelapa.
“Karena saya larang, karena jatuh terus,” ujar Sarsih.
“sampai 13 kali,” timpal Darsum.
Patah Tulang
Bukan hanya jatuh puluhan kali dari pohon kepala, akan tetapi Darsum mengalami patah tulang berulang kali.
“Cuma patah tulang, ini patah, yang ini patah lagi, cuma sekarang sudah sembuh,” kata Darsum sembari memperlihatkan tangannya yang pernah patah.
Masih Tetap Bekerja
Meskipun dia sudah tidak lagi memanjat pohon kepala, akan tetapi masih tetap bekerja sebagai penyadap getah karet yang ada di depan dan belakang rumahnya.
“Sekarang paling menyadap karet, di depan rumah ada, belakang rumah ada” kata Darsum.
Ketika ditanya perihal menuju lokasi kebun karet, Darsum mengatakan bahwa dia sudah hafal jalan menuju lokasi tersebut.
“Yak arena sudah hapal,” terangnya.
Penulis: Khazim Mahrur
Advertisement