Liputan6.com, Jakarta Hari Tasyrik mungkin masih terdengar asing bagi sebagian umat Islam, padahal hari ini memiliki kedudukan khusus dalam kalender hijriyah. Ia hadir tepat setelah Idul Adha dan berlangsung selama tiga hari penuh. Namun yang mengejutkan, pada hari-hari ini justru umat Islam dilarang berpuasa.
Larangan ini bukan tanpa alasan. Hari Tasyrik ditetapkan sebagai momen untuk memperbanyak dzikir, menikmati daging kurban, dan mempererat kebersamaan melalui hidangan. Bahkan dalam hadis Rasulullah SAW, hari Tasyrik disebut sebagai hari makan dan minum bagi umat Islam.
Sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah, “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i no. 2954). Lalu, kapan tepatnya Hari Tasyrik dan apa saja yang perlu diketahui?
Advertisement
Kapan Tepatnya Hari Tasyrik Terjadi?
Hari Tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, yang berlangsung setelah hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah. Tahun ini, Idul Adha diperkirakan jatuh pada 6 Juni 2025. Maka, hari tasyrik jatuh pada tanggal 7, 8, 9 Juni 2025. Dengan kata lain, hari Tasyrik adalah tiga hari berturut-turut setelah Idul Adha.
Penetapan ini berlaku setiap tahun dalam kalender Islam.Hari Tasyrik merupakan perpanjangan dari perayaan Idul Adha, di mana penyembelihan hewan kurban masih bisa dilakukan hingga tanggal 13 Dzulhijjah.
Oleh karena itu, suasananya tetap sarat dengan ibadah, terutama amalan sosial.Penting untuk diingat, selama hari-hari tersebut, umat Islam dilarang berpuasa. Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan menjadi ketetapan yang berlaku secara global bagi seluruh umat Islam.
Advertisement
Asal Usul Nama dan Makna Hari Tasyrik
Secara bahasa, "tasyrik" berasal dari kata Arab “syarraqa” yang berarti menjemur atau mengarahkan ke matahari terbit. Dalam konteks sejarah Islam, istilah ini mengacu pada kebiasaan masyarakat menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng karena belum adanya teknologi pendingin.
Syekh Ibnu Manzur dalam Lisan al-Arab menjelaskan bahwa penamaan ini erat kaitannya dengan tradisi setelah penyembelihan kurban di zaman Nabi Muhammad SAW. Daging yang berlimpah dijemur agar bisa disimpan lebih lama.
Ritual ibadah kurban dilaksanakan setelah matahari terbit, yang semakin menguatkan hubungan istilah “tasyrik” dengan sinar matahari. Jadi, baik dari segi bahasa maupun praktik, Hari Tasyrik benar-benar memiliki keterikatan kuat dengan momentum kurban.
Kenapa Puasa Diharamkan di Hari Tasyrik?
Larangan berpuasa di hari Tasyrik bukan sekadar tradisi, melainkan berdasarkan hadis shahih. Dalam riwayat Bukhari no. 1859 disebutkan,
“Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.”
Rasulullah juga menyebut hari Tasyrik sebagai waktu menikmati makanan dan minuman, sehingga puasa bertentangan dengan semangat syukur dalam hari-hari tersebut. Maka, semua bentuk puasa—baik sunnah maupun qadha—diharamkan saat itu.
Selain untuk bersyukur, larangan ini juga menjadi momen untuk menebar kebaikan melalui daging kurban. Menikmati makanan bersama keluarga dan tetangga merupakan bagian dari ibadah yang justru diutamakan di hari Tasyrik.
Advertisement
Amalan yang Dianjurkan Selama Hari Tasyrik
Meski puasa dilarang, ada banyak amalan yang justru dianjurkan dilakukan di Hari Tasyrik, antara lain:
Menyembelih Hewan Kurban
Penyembelihan bisa dilakukan hingga hari terakhir Tasyrik, yaitu 13 Dzulhijjah. Bagi yang belum sempat berkurban di hari Idul Adha, masih punya waktu.
Membagikan Daging Kurban
Umat Islam dianjurkan membagikan daging kurban, tidak hanya kepada fakir miskin, tapi juga kepada tetangga dan kerabat.
Menikmati Hidangan dan Bersyukur
Hari Tasyrik disebut juga sebagai hari makan dan minum, sehingga menikmati daging kurban menjadi bagian dari ibadah.
Berdzikir dan Takbir
Disunnahkan memperbanyak dzikir, terutama bacaan tasbih, tahmid, dan takbir setelah shalat fardhu.
Membaca Doa Sapu Jagad
“Rabbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina ‘adzaban naar” (QS. Al-Baqarah: 201) menjadi doa utama yang dianjurkan.
Keutamaan Hari Tasyrik yang Sering Terlewatkan
Hari Tasyrik bukan hanya hari perpanjangan Idul Adha, tetapi juga momen ampunan dan berkah besar. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai hari raya bagi umat Islam. Maka tak heran, doa dan dzikir yang dipanjatkan di hari ini memiliki nilai yang tinggi.
Hari Tasyrik juga merupakan hari istimewa bagi jamaah haji di Mina, di mana mereka melaksanakan lempar jumrah. Sedangkan bagi yang tidak berhaji, bisa memanfaatkan hari ini dengan memperbanyak ibadah sosial dan spiritual.
Keutamaan lain hari Tasyrik adalah sebagai hari pembuka pintu rezeki, hari untuk memperbanyak syukur, dan hari penuh pahala bagi mereka yang tidak melewatkannya dengan sia-sia.
Advertisement
Pertanyaan Seputar Hari Tasyrik Idul Adha
Apa itu Hari Tasyrik?
Hari Tasyrik adalah hari yang jatuh pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, tiga hari setelah Idul Adha, yang memiliki makna penting dalam ibadah kurban.
Kapan Idul Adha 2025 dirayakan?
Idul Adha 2025 diperkirakan jatuh pada 6 Juni 2025, berdasarkan perhitungan kalender Hijriah.
Apakah berpuasa di Hari Tasyrik diperbolehkan?
Berpuasa di Hari Tasyrik adalah diharamkan untuk umat Islam, agar dapat menikmati hasil kurban dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Bagaimana cara menyambut Idul Adha dengan baik?
Umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan ibadah kurban, berkumpul bersama keluarga, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
