3 Warga Meninggal, Kasus DBD di Kota Probolinggo Kembali Meningkat

Pemerintah setempat menyebut perubahan cuaca menjadi salah satu penyebab meningkatnya populasi nyamuk Aedes Aegypti.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2022, 00:00 WIB
Waspada DBD! Pantang Kendur di Tengah Pencegahan Penyebaran Covid-19
(Foto:Ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo mencatat kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Dinkes P2KB Kota Probolinggo, mulai Januari hingga Mei 2022, ada 161 orang terinfeksi virus dengue dengan tiga kasus pasien meninggal.

"Dibandingkan tahun lalu, berarti bulan Januari sampai bulan Mei Tahun 2021 dengan Januari sampai Mei 2022 ini, ada kenaikan sekitar 33 persen. Itu akumulasi," kata Plt Kepala Dinkes P2KB Kota Probolinggo, dr NH Hidayati, Jumat (13/5/2022).

Dia menjelaskan bahwa penyebab kembali meningkatnya jumlah pasien DBD di Kota Probolinggo adalah karena perubahan cuaca yang kemudian mendorong bertambahnya populasi sarang nyamuk Aedes Aegypti. 

"Sebenarnya tipe cuaca yang seperti ini yang menimbulkan penyebaran populasi nyamuk itu khususnya DBD, malah lebih meningkatkan perkembangan nyamuk itu sendiri," jelas pejabat yang akrab disapa Dokter Ida itu.

 

Untuk pencegahan penyebaran DBD, lanjutnya, Ida berpesan kepada masyarakat agar selalu waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang jentik nyamuk.

"Yang pertama jangan menganggap remeh terhadap sakit yang biasa, segera berobat jika ada gejala demam lebih dari dua hari. Kemudian menjaga kebersihan lingkungan, karena dari lingkunganlah muncul sarang nyamuk. Ketiga pengaktifan satu rumah satu kader jumantik," papar dia.

 

Penyebaran

Berdasarkan data yang diterima Liputan6.com, hingga 10 Mei 2022, Kanigaran menjadi kelurahan yang memiliki kasus DBD terbanyak dengan 64 kasus dan 1 kasus meninggal. Disusul Kelurahan Mayangan dengan 46 kasus, Kelurahan Kademangan 27 kasus dan 1 orang meninggal, Kelurahan Kedopok 15 kasus, serta Kelurahan Wonoasih 9 kasus dan 1 orang meninggal.

Menurut dr Ida, adanya pasien DBD yang meninggal tersebut diawali dari kurangnya kewaspadaan dari pasien maupun keluarga pasien.

"Masyarakat sendiri dari pribadinya itu tidak boleh lengah terhadap segala sesuatu atau tidak boleh dianggap remeh. Sekecil apapun sakit itu kita tetap harus waspada," tegas dia.

Demi mencegah penyebaran DBD,  Dinkes P2KB Kota Probolinggo telah mengeluarkan Surat Edaran tanggal 1 Desember 2021 tentang Kewaspadaan Demam Berdarah Dengue yang berisi imbauan untuk melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus, yakni menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas serta aktivitas lainnya yang dapat mencegah gigitan nyamuk dan berkembangnya jentik-jentik nyamuk.

Kedua, menerapkan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik), di mana setiap rumah harus ada satu orang yang bertugas secara rutin memantau tempat penampungan air agar jentik tidak sampai berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Kemudian sosialisasi kewaspadaan DBD juga secara meluas telah dilakukan oleh Dinkes P2KB, baik melalui media massa, siaran keliling hingga ke pengajian warga. Serta pemberian abate secara gratis melalui kader posyandu dan puskesmas.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya