Liputan6.com, Gorontalo - Tidur pagi setelah matahari terbit ternyata dapat meningkatkan risiko terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD).
Aktivitas nyamuk Aedes aegypti yang menjadi pembawa virus dengue memuncak pada pagi hingga siang hari, menjadikan waktu ini rentan bagi masyarakat yang tidak waspada.
Advertisement
Baca Juga
Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Sunarty Labadjo, mengungkapkan bahwa tidur pagi tanpa perlindungan memadai dapat memperbesar risiko terkena gigitan nyamuk. Nyamuk jenis ini tumbuh subur di lingkungan yang lembap dan terdapat genangan air.
Advertisement
“Waktu pagi hingga menjelang siang adalah saat nyamuk Aedes aegypti paling aktif. Mereka kerap ditemukan di area dengan genangan air seperti bak mandi, saluran air yang tergenang, serta pot bunga. Jika seseorang tidur tanpa perlindungan, kemungkinan terkena gigitan meningkat,” kata Sunarty, Senin (10/2/2024).
Menurutnya, tidur pagi tidak hanya meningkatkan paparan terhadap nyamuk, tetapi juga dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Pola tidur yang tidak teratur berpotensi melemahkan imunitas sehingga tubuh menjadi lebih mudah terinfeksi penyakit, termasuk DBD.
“Gangguan pada sistem imun membuat tubuh kurang mampu menangkal infeksi. Oleh sebab itu, pola tidur yang teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan,” jelasnya.
Untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk, Sunarty menyarankan agar masyarakat membersihkan lingkungan secara rutin dan memastikan tidak ada genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk.
“Langkah utama pencegahan adalah memastikan tidak ada tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti wadah bekas yang terisi air, pot bunga, dan ember. Lingkungan bersih akan membantu memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti,” katanya.
Ia juga menyarankan penggunaan kelambu atau pemasangan pelindung pada jendela untuk mencegah masuknya nyamuk saat tidur di pagi hari.
Selain itu, pemakaian obat anti-nyamuk, baik berbahan kimia maupun alami dapat membantu melindungi diri dari gigitan.
“Tidak masalah tidur pagi asalkan rumah bebas nyamuk dan terlindungi dengan baik. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan untuk meminimalisir risiko DBD,” pungkas Sunarty.
Dengan edukasi dan kesadaran masyarakat yang meningkat, diharapkan kasus DBD dapat terus berkurang dan kesehatan warga Gorontalo tetap terjaga.