Waspada, Penyakit BEF Hantui Peternak Sapi Pamekasan di Tengah Wabah PMK

BEF atau demam tiga hari pada sapi, merupakan penyakit sapi yang bersifat akut yang disertai demam

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mei 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2022, 21:00 WIB
Waspada, Penyakit BEF Hantui Peternak Sapi Pamekasan di Tengah Wabah PMK
Ilustrasi hewan Ternak Sapi di Lumajang (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah upaya mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku Hewan (PMK) disinyalir ada temuan virus baru menghantui peternak di Kabupaten Pamekasan Jawa Timur.

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menemukan jenis penyakit lain yang menyerang hewan ternak sapi warga setempat. 

Gejala penyakit ini mirip dengan wabah PMK yang tengah merebak. Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPPP Pamekasan Slamet Budi Harsono mengatakan, jenis penyakit yang ditemukan di lapangan berdasarkan hasil pemeriksaan petugas penyuluh kesehatan hewan itu Bovine Ephemeral Fever (BEF).

"Gejalanya hampir sama dan ini banyak dialami sapi peliharaan warga di Pamekasan ini," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPPP Pamekasan Slamet Budi Harsono di Pamekasan, Minggu (27/5/2022), dilansir dari Antara.

Ia menjelaskan jenis penyakit tersebut sering juga disebut sebagai demam tiga hari. BEF atau demam tiga hari pada sapi, merupakan penyakit sapi yang bersifat akut yang disertai demam.

Angka kesakitan (morbiditas) yang tinggi, akan tetapi angka kematiannya (mortalitas) rendah.

"Penyakit ini dipicu oleh vektor serangga pembawa virus, seperti nyamuk dan lalat dengan kemampuan untuk menyebarkan penyakit sejauh 2 kilometer dan virus tersebut memiliki masa inkubasi selama tujuh hari," jelasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pengobatan

Jenis penyakit BEF itu, lanjutnya, juga bersifat akut, dengan angka kesakitan atau morbiditas sebesar 80 persen, namun angka kematian tergolong rendah yakni antara 1 hingga 2 persen.

Namun demikian, sambung Budi, BEF tidak masuk dalam daftar penyakit strategis, karena angka kematian rendah, sehingga tidak menimbulkan banyak kerugian.

"Gejala khas dari jenis penyakit BEF ini tidak mau minum, makan, dan panas tinggi, dan juga mengeluarkan cairan atau leleran pada hidung dan mata, sebagaimana pada PMK," katanya.

Virus yang menyerang pada sapi tersebut, sambung dia, juga bisa membuat kaki sapi pincang, sebelum akhirnya ambruk, dan itu terjadi pada hari kedua setelah terserang BEF.

Meskipun jenis penyakit ini hanya berlangsung selama tiga hari, akan tetapi dapat membuat sapi tak sanggup berdiri selama 1 bulan, sehingga bisa menurunkan produktivitas dan aktivitas ternak sapi.

Pengobatan melalui pemberian asem dan kunyit sangat membantu sebagai disinfektan tubuh pada sapi disamping perlu disuntik antibiotik seperti oksitetrasiklin, penisilin-streptomisin, dan trimetropin-sulfa.

Disamping itu, sambung dia, antibiotik dengan spektrum luas yang memiliki kandungan oksitetrasiklin dan sulfadiazine juga bisa diberikan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau bakteriostatik.

Menurut Kabid Kesehatan Hewan DKPPP Pemkab Pamekasan Slamet Budi Harsono, pihaknya telah meminta agar para peternak sapi tidak panik, dan meminta agar segera menyampaikan laporan kepada dinas melalui penyuluh lapangan.

"Karena kami telah mempersiapkan tim dan siap memberikan pelayanan kepada para peternak di Pamekasan ini," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya