Nelayan Bangkalan Keluhkan Harga Rajungan Turun Drastis

Harga rajungan di pabrik wilayah Kabupaten Bangkalan, Madura turun drastis

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2022, 21:12 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 20:00 WIB
Rajungan
Rajungan termasuk salah satu produk unggulan Ekosistem Laut Lepas Indonesia. (Dok FAO Indonesia)

Liputan6.com, Bangkalan Harga rajungan di pabrik wilayah Kabupaten Bangkalan, Madura mengalami penurunan, sehingga berdampak pada pendapatan nelayan setempat, bahkan terancam merugi. 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kecamatan Arosbaya, Bilal Kurniawan jika saat ini harga perkilo rajungan berkisar Rp 40 ribu, padahal sebelumnya harga bisa mencapai Rp 100 ribu lebih.

"Kalau harga normal sekilonya sekitar Rp 100 lebih, apalagi kalau yang bertelur akan lebih mahal.Tapi sekarang Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu," ujar Bilal Kurniawan Jumat (27/5)

Dengan menurunya harga, ia menyebut banyak nelayan merasa rugi.Apalagi bahan bakar yang digunakan mencari rajungan cukup banyak.Sebab, nelayan ini harus ke tengah laut dan membutuhkan waktu semalaman. 

"Biasanya sekali melaut, bisa 5-15 Kilogram. Kalau bisa dapat 15 kilo sangat beruntung. Namu, kalau hanya 5 kilo tentu rugi karena tidak sebanding dengan BBM, umpan dan tenaga yang dikeluarkan,” jelasnya.

Walaupun begitu, ia menyatakan nelayan ini tetap mencari rajungan ke laut. Sebab, masyarakat pesisir 

Meski begitu, ia mengatakan bahwa nelayan tetap mencari rajungan ke laut. Sebab, masyarakat pesisir di Arosbaya hanya mengandalkan hasil laut untuk menyambung hidupnya."Mau tidak mau, harus tetap melaut agar dapur tetap ngebul," ujarnya.

Penyebab harga rajungan ini turun, Ia menyebutkan  harga dari pabrik ke nelayan menurun sehingga , harga rajungan dari nelayan dibeli dengan harga murah. “Kalau penyebabnya  dari pabrik Surabaya itu membeli dengan harga murah, makanya harganya turun,” imbuhnya.

Untuk itu, Bilal berharap harga rajungan dapat kembali normal. Sebab jika ini terus terjadi kesejahteraan nelayan semakin menurun

Simak juga video pilihan berikut ini

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya