Warung Daun, Menikmati Masakan Tradisional di Rumah Tua

Restoran Warung Daun memiliki atmosfer kuno yang memberi nuansa tersendiri ketika menikmati menu-menu tradisional Indonesia yang ditawarkan.

oleh Bio In God Bless diperbarui 25 Mar 2014, 16:35 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2014, 16:35 WIB
Warung Daun 1

Liputan6.com, Jakarta Menu-menu tradisional Indonesia memang banyak yang enak. Akan tetapi penggunaan berbagai bumbu dan bahan-bahan seperti santan membuat makanan tersebut terasa `berat`. Jika Anda ingin tetap menyantap menu utama namun enggan mendapat rasa `berat` tersebut, restoran Warung Daun di daerah Cikini dapat menjadi pilihan.

 

Beralamat di Jalan Cikini Raya No.28, lokasi restoran Warung Daun tepat berada di seberang Taman Ismail Marzuki. Bangunan dari restoran ini berbentuk sebuah rumah tua dengan arsitektur masa kolonial Belanda. Pada Minggu, 23 Maret 2014, liputan6.com mencoba menu-menu yang ditawarkan oleh restoran ini. Berikut ini adalah ulasannya.

 

Dengan rancang bangun yang sederhana, rumah bercat putih itu memiliki banyak jendela-jendela kayu yang juga bercat putih. Sebuah lampu gantung kuno terdapat di area teras rumah tersebut. Rumah tersebut berada di sebuah area yang luas yang dikelilingi pohon-pohon besar dan rimbun. Hal ini memberikan keteduhan pada area restoran ini. Bagian samping tembok bangunan pun juga diisi dengan tumbuh-tumbuhan.

 

Area parkir yang cukup luas akan memudahkan pengunjung yang membawa kendaraan pribadi. Memasuki bagian dalam ruangan, suasana kuno tidak hilang. Lantai ubin dan langit-langit ruangan adalah faktor yang cukup dominan dalam menghadirkan otentisitas rasa kuno pada desain interior restoran ini. Hiasan dekoratif seperti cobek berisi bumbu dapur Indonesia menjadi petunjuk tentang menu-menu yang ditawarkan oleh restoran.

 

Kursi rotan dan meja kayu turut berkontribusi pada terciptanya atmosfer tradisional dari restoran ini selain juga ornamen-ornamen penghias seperti kain-kain batik yang digantung. Ruang restoran ini terbagi menjadi dua bagian. Memasuki bagian lebih kecil, Pintu kayu dengan ukiran etnik menjadi gerbangnya. Lampu gantung kuno, foto-foto hitam putih, dan hiasan-hiasan kuno lainnya membawa pengunjung pada suasana masa lampau.

Kare Ayam Kampung dan Pisang Bakar Keju Madu

Kare Ayam Kampung dan Pisang Bakar Keju Madu

 

Dengan atmosfer kuno dan tradisional, waktu terasa berjalan dengan tenang. Suasana ini juga memberi rasa tersendiri saat menikmati menu-menu masakan Indonesia yang sudah dipesan. Saat itu, Nasi Liwet Sunda dan Kare Ayam Kampung terhidang di meja yang ditemani dengan segelas Es Cendol. Pada seporsi nasi liwet yang cukup untuk 2 orang ini terdapat teri asin sebagai pelengkapnya. Ayam di menu kare ini empuk. Rasa kuah karenya sendiri “ringan”, berbeda dari kare yang biasanya pekat.

 

Untuk cemilannya, liputan6.com memesan Pisang Bakar Keju Madu. Pada menu ini tersaji tiga buah pisang bakar berukuran kecil di atas selembar daun. Sedikit keju ditaburkan di atas pisang bakar tersebut. Disajikan pada wadah kecil terpisah adalah madu yang dapat dituang di atas pisang bakar tersebut. Dengan proporsi madu yang lebih banyak dari keju, menu ini memiliki rasa manis yang lebih dominan.

 

Untuk minumannya, salah satu menu minuman menarik yang ditawarkan di restoran ini adalah Beras Kencur Kelapa Muda. Tersaji panas, minuman ini memiliki rasa dominan beras kencur dengan serutan kelapa muda. Minuman ini juga dapat disajikan dengan es bila Anda menginginkannya.

 

Hal yang perlu diketahui dari menu-menu restoran ini ialah bahwa bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan organik dan masakannya tidak menggunakan MSG. Hal ini terpampang jelas di plang restoran dengan tulisan “Go Organic & MSG Free”.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya