Rajin Berdoa, Jejak Kaki Biksu di Tiongkok Terabadikan di Lantai

Jejak kaki Hua Chi, biksu dari Tiongkok terabadikan di lantai kuil. Hal ini terjadi karena dirinya selalu berdoa di tempat yang sama.

oleh Aria Sankhyaadi diperbarui 29 Mei 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2014, 15:00 WIB
Rajin Berdoa, Jejak Kaki Biksu di Tiongkok Terabadikan di Lantai
Jejak kaki Hua Chi, biksu dari Tiongkok terabadikan di lantai kuil. Hal ini terjadi karena dirinya selalu berdoa di tempat yang sama. (Foto: The Telegraph.co.uk)

Liputan6.com, Tiongkok Taat dan takut akan Tuhan adalah sifat yang sudah sepatutnya dimiliki manusia. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang biksu dari Tiongkok berikut ini yang taat berdoa dari puluhan tahun yang lalu.

Seperti yang dilansir dari Odditycentral, Rabu (28/5/2014), Hua Chi, seorang biksu dari Tiongkok, China tak menyangka jika kegiatan berdoa yang rutin dilakukannya sejak puluhan tahun ini berhasil menunjukkan bukti nyata dari kekuatan doanya.

Kekuatan doa dalam hal ini bukan dari terwujudnya doa tersebut, melainkan "jejak" atau "tanda" dari kegiatan berdoa itu yang terabadikan di lantai.

Ia selalu berdoa di tempat dan titik yang sama selama 20 tahun. Saking seringnya alhasil, kakinya membuat lekukan di lantai kayu kuil tepatnya berdoa itu di Tongren, provinsi Qinghai.

Hua Chi memang biksu yang disiplin dalam menjalani rutinitasnya berdoa. Dia akan tiba di kuil sebelum matahari terbit, meletakkan kakinya di titik yang sama dan bersujud beberapa ribuan kali saat berdoa.

Rutinitasnya tersebut itulah yang rupanya membuat lantai kayu jadi lembut sehingga meninggalkan bekas sedalam 1,2 inci berbentuk telapak kaki.

Saat masih muda, Hua Chi akan bersujud 2 ribu hingga 3 ribu kali sehari. Tapi seiring bertambahnya usia, belakangan ini ia hanya bisa sujud seribu kali setiap hari, bahkan saat musim dingin hanya bisa melakukan 500 kali. Biasanya setelah selesai bersujud, Hua Chi akan jalan mengitari kuil.

Hua Chi yang kini berusia 70 tahun berharap dedikasinya ini akan memudahkan hidupnya nanti setelah mati. Menurut ajaran Buddha Tibet, roh akan melewati proses setelah kematian yang menentukan masa depan, baik naik ke nirwana atau dilahirkan kembali.

"Saya membangun kuil ini dan selama ini berdoa serta jalan kaki mengitarinya sehingga setelah mati roh saya tidak akan menderita," ucap biksu sekaligus dokter pengobatan tradisional ini. (Ars)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya