Liputan6.com, Jakarta Nusantara telah lama mengenal tradisi minum teh. Tradisi yang mulanya diperkenalkan oleh masyarakat Tiongkok ini, kini mulai menyebar ke banyak daerah di Indonesia. Jika di Inggris ada tradisi minum teh yang dikenal dengan nama Afternoon Tea, dan di Jepang ada tradisi Cha No Yu, di Indonesia tradisi minum teh dikenal dengan nama Moci.
Tradisi Moci berkembang di Pulau Jawa. Perkembangan tradisi ini ditandai dengan turut berkembangnya banyak pabrik teh di Jawa Tengah. Menjamurnya pabrik teh juga merangsang pengrajin gerabah untuk meningkatkan produksi peralatan minum teh, guna melengkapi tradisi Moci di kalangan masyarakat Indonesia.
Advertisement
Berdasarkan hasil riset Tim Liputan6.com pada Senin (1/6/2015), beberapa label teh lokal yang kini berkembang di Jawa Tengah seiring dengan perkembangan tradisi Moci antara lain teh poci dengan label Teh Gopek, Teh Nyapu. Teh Ghardu, dan Teh Sintren. Tiap label teh memiliki ciri khas dan citarasa, juga karakter yang berbeda-beda, mulai dari rasa hingga warna teh itu sendiri.
Selain produksi teh poci lokal yang makin beranekaragam, tradisi Moci juga diperkaya dengan cara-cara meminum teh yang unik. Cara-cara unik tersebut antara lain, misalnya minum teh dengan sengaja tidak mengaduk gula untuk mendapatkan sensasi rasa manis teh di akhir seruputan.
Beberapa kalangan pecinta teh bahkan masih mempertahankan minum teh dengan menggunakan gula aren. Cara minumnya pun unik, sebelum menyeruput, gula aren digigit terlebih dahulu, sehingga teh dan manisnya gula akan bercampur dimulut.
Tradisi Moci lebih dari sekadar tradisi minum-minum teh saja, di balik tradisi ini sesungguhnya terdapat nilai-nilai yang adiluhung. Tradisi Moci bisa menjadi media silaturahmi, bertukar pikiran, dan berdiskusi. Selain juga sebagai alat penyeimbang dan kontrol sosial di tengah maraknya budaya minum alkohol di kalangan anak muda. Tradisi Moci menembus sekat-sekat antar golongan dan mampu memutar perekonomian rakyat. (ibo/Igw)