Cerita Sejarah di Balik Nama Srengseng Sawah

Ada sejarah apa di balik nama Srengseng Sawah?

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 29 Nov 2015, 19:45 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2015, 19:45 WIB
20150718-Kampung Budaya Betawi-Jakarta
Tempat wisata yang berlokasi di Jalan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini, menyuguhkan perkampungan Betawi dengan pemandangan langsung menghadap setu atau danau Babakan, Sabtu (18/7/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Srengseng Sawah yang kini telah menjadi nama kelurahan di wilayah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, ternyata menyimpan sejarah yang panjang dan unik. Kawasan yang sampai tahun 1930-an menjadi bagian dari Distrik Kawedanan Kebayoran, Kabupaten Meester Cornelis ini dahulu hanya dikenal dengan sebutan “Srengseng”, tanpa ada kata “Sawah”.

Dikutip dari buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat, Sabtu (28/11/2015), orang Belanda zaman VOC dahulu menyebut kawasan ini dengan nama “Sringsing”, dan karena di lokasi tersebut banyak ditanami sawah, maka kawasan ini diberi nama Srengseng Sawah.

Lebih jauh buku tersebut membahas, nama Srengseng diambil dari nama semacam pandan berdaun lebar, pinggirnya berduri, dan termasuk dalam famili Pandaneseae. Sementara dalam buku Fillt terbitan tahun 1883 diungkap, daun Srengseng dahulu kerap digunakan sebagai bahan baku pembuatan tikar anyam dan topi.

Bahkan sampai meletusnya Perang Dunia II, produksi tikar anyam dan topi dari daun Srengseng mempunyai nilai ekonomis yang cukup berarti, dan dipasarkan ke berbagai daerah lain ke luar Pulau Jawa.

Sejarah mencatat, hingga penghujung 1970-an, penduduk Srengseng Sawah asli masih memproduksi tikar anyam dan topi pandan sebagai usaha sampingan. Nama Srengseng Sawah pun melekat hingga sekarang dan menjadi saksi kejayaan kawasan tersebut akan tikar anyam. (Ibo)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya