Ingin Sukses? Latih Kecerdasan Emosional Anda

Semenjak kemunculan kecerdasan emosional atau EQ, pandangan bahwa kunci sukses adalah kepintaran terbantahkan. Ini alasannya.

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 11 Jul 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2016, 07:30 WIB
Ingin Sukses? Latih Kecerdasan Emosional Anda
Ingin Sukses? Latih Kecerdasan Emosional Anda (sumber. Success.com)

Liputan6.com, Jakarta Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa "orang rajin lebih baik ketimbang orang pintar". Mungkin untuk sebagian kalangan masih menganggap bahwa untuk menggapai sukses harus memiliki kepintaran yang berkaitan dengan Intelligence quotient atau IQ.

Namun, pada akhirnya pemahaman konservatif terbantahkan oleh artikel yang ditulis Dr. Travis Bradberry yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EQ) memiliki peran lebih besar dalam kesuksesan seseorang. Ketika kecerdasan emosional pertama kali muncul ke publik, hal tersebut seolah menjadi bagian yang hilang dalam sebuah temuan yang aneh.

Seperti dilansir dari Success.com pada Senin (11/7/2016), penelitian yang dilakukan menemukan bahwa orang dengan IQ rata-rata berhasil mengungguli mereka dengan IQ yang lebih tinggi. Hasil tersebut digambarkan sebagai "pukulan telak" akan pandangan lama yang mengatakan bahwa "sukses diukur dari pintar atau tidaknya seseorang".

Kecerdasan emosional sendiri memiliki banyak indikator untuk mengukurnya yang memiliki pengaruh besar pada bagaimana cara kita mengelola perilaku, menavigasi kompleksitas sosial, dan membuat keputusan pribadi agar meraih hasil positif. Kecerdasan emosional sendiri terdiri dari empat ketrampilan inti yang berpasangan dalam dua kompetensi utama, yaitu kompetensi personal dan kompetensi sosial.

Kecerdasan emosional sendiri terdiri dari empat ketrampilan inti yang berpasangan dalam dua kompetensi utama, yaitu kompetensi personal dan kompetensi sosial. (sumber. Success.com)

Kompetensi pribadi lebih berbicara tentang kesadaran diri dan keterampilan mengelola diri sendiri yang lebih fokus pada individu masing-masing ketimbang interaksi sosial dengan orang lain. Kompetensi pribadi merupakan kemampuan Anda untuk tetap sadar akan emosi, pengelolaan perilaku, dan kecenderungan berperilaku.

Sedangkan kompetensi sosial berbicara tentang kesadaran sosial yang merupakan kemampuan Anda untuk secara akurat menangkap emosi orang lain agar memiliki pemahaman akan apa yang terjadi. Selain itu, dalam kompetensi sosial juga terdapat kemampuan mengelola hubungan yang berkaitan dengan kemampuan Anda secara sadar secara emosi menentukan keberhasilan interaksi.

EQ, IQ, dan Kepribadian setiap manusia yang berbeda

Kecerdasan emosional secara fundamental menyentuh perilaku manusia yang jelas memiliki perbedaan dari kecerdasan otak. Bahkan Anda tidak bisa memprediksi layaknya IQ, perihal kecerdasan emosional dengan menilainya dari seberapa pintar orang.

Kecerdasan emosional sendiri terus berproses dimulai dari usia 15 sampai 50 tahun atau lebih yang berkembang dan ditingkatkan melalui praktek. Meskipun beberapa orang secara alami memiliki kecerdasan emosional, Anda sendiri bisa mengembangkan hal tersebut lebih tinggi bahkan bila sekalipun tidak dilahirkan dengan hal itu.

EQ, IQ, dan Kepribadian setiap manusia yang berbeda (sumber. Success.com)

Selain IQ dan EQ, setiap manusia memiliki kepribadian berbeda satu sama lain yang merupakan bagian akhir dari teka teki. Kepribadian sendiri merupakan hasil dari pengalaman pribadi yang berkaitan dengan citra diri apakah dia introvert atau ekstrovert sehingga ketiganya tidak bisa menjadi bahan perbandingan.

Kecerdasan emosional memiliki kemampuan untuk memprediksi kinerja seseorang dan menurut TalentSmart terdapat 33 keterampilan kerja. Paling tidak, kecerdasan emosional bisa menjadi bekal untuk Anda dalam meraih kesuksesan dengan pola pengembangan secara praktikal.

Menurut TalentSmart 33 keterampilan kerja. (sumber. Success.com)

Selain itu, cara untuk mengembangkan kecerdasan emosional adalah komunikasi antara emosi dan rasional Anda. Jalur untuk kecerdasan emosional dimulai di otak yang bergerak ke sumsum tulang belakang, dan pada akhirnya ke indra utama.

Sehingga reaksi emosional yang ada dalam diri kita muncul ketika melihat sebuah peristiwa dan telah terjadi komunikasi antara emosional dan pusat rasional di otak. Hal tersebut menentukan bagaimana reaksi yang akan muncul dalam diri Anda saat tengah melihat peristiwa tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya