Tertua di Asia, Indonesia Dance Festival 2016 Resmi Dibuka

Festival ini akan berlangsung tanggal 1 hingga 5 November 2015 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 02 Nov 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 12:00 WIB
IDF 2016
Pembukaan Indonesian Dance Festival 2016

Liputan6.com, Jakarta Festival tari internasional Indonesia Dance Festival (IDF) 2016 resmi di buka pada Selasa, 1 November 2016. Acara yang akan berlangsung hingga 5 November ini akan menampilkan berbagai seniman ternama dari berbagai negara, mulai dari Australia, Korea Selatan, Burkina Faso, hingga Belanda. Pagelaran yang dibuka di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Selasa malam (1/11/10) ini melanjutkan tradisinya sebagai festival tari tertua di Asia.

Pada tahun ke-13 ini, IDF 2016 membawa sebuah tema besar, yaitu Tubuh Sonik. Tema ini akan membicarakan bagaimana perpaduan perwujudan artistik tubuh dikombinasikan dengan gelombang suara dan dimensi-dimensinya. Sehingga kedua unsur besar ini saling mempengaruhi satu sama lain dan menemukan wujud baru dalam karya yang diwujudkan.

Selain bisa dinikmati masyarakat umum, IDF 2016 bertujuan untuk mendorong kreativitas seniman tari agar bisa mengembangkan dirinya dan menciptakan karya tari kontemporer yang dapat dinikmati masyarakat luas. Tujuan lainnya adalah menjadi wahana pertemuan kreatif antar kreator tarian yang memiliki keberagaman sosial, budaya, dan pengalaman sehingga dapat membuka diri dan belajar lebih dalam.

Selama acara ini berlangsung, 14 pertunjukan hadir berturut-turut. Penampil yang akan hadir adalah Park Je Chun dari Korea Selatan, Antony Hamilton dari Australia, Aguibou Bougobali Sanou dari Burkina Faso, Darlene Litaay & Tian Rotteveel dari Indonesia & Belanda, serta Filastine dari Spanyol – Indonesia.

Tak hanya itu, beberapa nama seniman dari Indonesia juga akan memberikan karyanya seperti Punkasila & Fitri Setyaningsih, Fitri Anggraini, Andara Firman Moeis, Ari Ersandi, Rianto, Nihayah, Jecko Siompo & Animal Pop Family. Seluruh karya yang akan ditampilkan dalam kegiatan ini telah didesain oleh para kurator berpengalaman, yaitu Minarti dari Indonesia, Tang Fu Kuen dari Singapura, dan Seno Joko Suyono dari Indonesia.

Di samping berbagai pertunjukan yang menarik, akan diadakan pula workshop penulisan kritik tari dalam prespektif jurnalistik, master class dari koreografer berpengalaman, diskusi, dan lokakarya. Berbagai kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan seniman muda yang mengikuti kegiatan IDF yang telah berumur 24 tahun ini.

Sehari sebelumnya, pra-pembukaan festival menyuguhkan tarian sakral dari dua seniman tari tanah air, yaitu Jefriandi Usman dan Abdullah Wong. Meski diguyur hujan, dua pementasan yang digelar di Hutan Kota Sangga Buana Pesanggrahan, Lebak Bulus, ini mampu menyihir penonton yang hadir.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya