Rhythm of Saman, Saat Tari Saman Terbalut Musik Etnik Progresif

Komunitas seni asal Yogyakarta Gaya Gayo menampilkan karyanya yang berjudul Rhythm of Saman di Galeri Indonesia Kaya.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 20 Mar 2017, 10:19 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2017, 10:19 WIB
Rhythm of Saman
Komunitas seni asal Yogyakarta Gaya Gayo menampilkan karyanya yang berjudul Rhythm of Saman di Galeri Indonesia Kaya.

Liputan6.com, Jakarta Komunitas seni asal Yogyakarta Gaya Gayo menampilkan karyanya yang berjudul Rhythm of Saman di Galeri Indonesia Kaya, Minggu (19/3/2017). Pementasan yang berusaha memperkenalkan kembali Saman Gayo yang dibalut musik etnik progresif ini berhasil menyihir pencinta seni. Dalam pementasan tersebut, Saman menjadi media untuk menciptakan instumen musik perkusif yang mampu menciptakan nuansa yang sakral, mistis, sekaligus baru.

Joel Tampeng, Co-Founder yang juga bertugas sebagai komposer utama Gaya Gayo mengatakan, “Kami berfokus pada pengembangan tradisi Nusantara, terutama dalam kaitannya dengan musik dan komposisi. Proyek komposisi kami, berakar pada kesenian tradisi kuna, terutama yang memiliki unsur musikalitas tinggi, untuk kemudian dikembangkan menjadi komposisi-komposisi baru tanpa menodai pakem tradisi yang inti.”

Baginya masyarakat Indonesia sudah biasa dengan ramuan musik tradisi yang dikolaborasikan dengan jenis musik kekinian.
Joel Tempeng yang dikenal sebagai gitaris, komposer dan arranger, telah menelurkan banyak karya, antara lain tercatat dalam album musik etnik progresif Anane “Slebar Slebor”, solo gitar “Angin Timur” dan “#Reborn”, grup legendaris Sirkus Barock dan Kantanta Barock, serta kolaborasi dengan beberapa artis nasional dan daerah. Dalam pertunjukannya, Joel Tampeng juga bekerja sama dengan para pelaku asli tradisi Saman dari Gayo Lues.

Pementasan Gaya Gayo sendiri merupakan bagian dari program “Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia bersama Garin Nugroho” yang didukung Galeri Indonesia Kaya. Sebanyak 10 komunitas seni akan tampil perdana di Auditorium Galeri Indonesia Kaya tiap akhir pekan di bulan Maret hingga 2 April 2017.

Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan, “Bersama Garin Nugroho kami ingin terus mendukung komunitas seni sekaligus menumbuhkan bakat-bakat baru kreator seni dan generasi muda dalam seni pertunjukan Indonesia, salah satunya melalui Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Indonesia bersama Garin Nugroho.”

Program yang ditujukan bagi kreator muda yang tergabung dalam komunitas seni dan memiliki gagasan pementasan yang dituangkan dalam ‘Proposal Art Project. Dimulai dari pengiriman proposal yang berisi gagasan pementasan dari masing-masing kelompok seni, kemudian sebanyak 25 peserta terseleksi yang diwakili oleh pimpinan produksi komunitas mengikuti workshop di Galeri Indonesia Kaya selama tiga hari.

Di akhir sesi workshop ini masing-masing kelompok kembali mempresentasikan karya mereka kepada para panelis dan akhirnya dipilih 10 kelompok yang akan menampilkan karyanya di Galeri Indonesia Kaya pada Maret 2017 ini. Dalam proses persiapannya, 10 kelompok seni terpilih didampingi oleh tiga orang mentor yaitu,Yudi Ahmad Tajuddin, Eko Supriyanto dan Garin Nugroho.

Berikut jadwal pertunjukan “Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia bersama Garin Nugroho” selanjutnya:

Sabtu 25 Maret, Pementasan Roro Sendari oleh Semarang Magic Community
Minggu 26 Maret, Pertunjukan Film Live Music Scoring: Sebelum Tidur oleh Logika rasa
Sabtu 1 April, Pementasan Kukusan Paon oleh KitaPoleng
Minggu 2 April, Pementasan RENDEZVOUS oleh Solo Dance Studio

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya