North Sumatera International Choir Competition 2017 Resmi Dibuka

Kompetisi paduan suara 2nd North Sumatera International Choir Competition 2017 (NSICC) resmi dibuka oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

oleh Cahyu pada 03 Agu 2017, 11:00 WIB
Diperbarui 05 Agu 2017, 10:13 WIB
USU Menjadi Tempat Dibukanya Acara 2nd North Sumatera International Choir Competition 2017 (NSICC)
Universitas Sumatera Utara | via: usu.ac.id

Liputan6.com, Medan Perhelatan paduan suara bertaraf internasional yang bertajuk "2nd North Sumatera International Choir Competition 2017" (NSICC) resmi dibuka oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Bertempat di Auditorium Universitas Sumatera Utara, Medan, Rabu (2/8/2017). Perhelatan yang diikuti oleh tamu dari luar negeri yakni Filipina itu akan dilaksanakan dari tanggal 2 hingga 5 Agustus 2017.

Kemenpar diberikan kehormatan membuka acara dan diwakili oleh Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar, Eddy Susilo.

"Kami konsisten mendukung acara yang kaitannya mampu mendatangkan wisatawan mancanegara, hanya tentu saja pemerintah daerah dan panitia juga harus fokus dalam mempersiapkan acara dengan baik. Karena Kemenpar akan terus mendorong kedatangan wisatawan mancanegara ke semua daerah, dan keseriusan daerah juga dibutuhkan untuk mewujudkan ini, semangat ini yang harus terus dijaga," ujar Eddy, dalam sambutannya.

Ketua Panitia Pelaksana NSICC 2017, Jones Selon Lubis, mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang telah mendukung acaranya tersebut. Kata dia, acara bertema "Singing Brings Unity" ini rencananya akan diselenggarakan di tiga lokasi, yaitu Auditorium Universitas Sumatera Utara di Medan, Aula RRI Medan, dan Gereja GBKP di jalan Sei Batang, Serangan, Medan.

"Kegiatan akan terdiri dari beberapa bagian, di antaranya kompetisi paduan suara, workshop atau seminar, ekshibisi, pameran, hiburan rakyat, konser bersama, dan tur wisata. Sementara itu, kategori kompetisi terdiri dari mixed youth choir, mixed choir, mix chamber choir, equal voice, musica sacra, gospel dan spritual, folklore, popular music, dan music of religion," ucap Jones.

Jones menambahkan, selain tujuh kategori tersebut, ada pula kategori Toba Grand Prix. Peserta yang berhak mengikuti Toba Grand Prix adalah tim paduan suara yang diundang oleh panitia, serta para pemenang utama (Grand Champion) dari beragam kompetisi beberapa tahun belakangan yang berafiliasi secara internasional dan mempunyai kualifikasi sangat baik, yang ada di regional Asia Tenggara dan dan daerah Pasifik.

"Semoga acara yang kedua kalinya ini bisa semakin membaik di kemudian hari, dan yang terpenting adalah bisa terus meningkatkan pariwisata Danau Toba," kata Jones. Tim Juri sendiri akan terdiri dari para pakar di bidang musik, seperti Aida Swenson Simanjuntak (Indonesia), Daud Kosasih (Indonesia), Toh Ban Seng (Singgapura), Aris Sudibyo (Indonesia), Paul Kwang Jo (Korea), TJ Harper (USA), dan T Pasut (Thailand).

Sementara itu, peserta berasal dari luar negeri, Filipina, serta puluhan tim dalam negeri, di antaranya Medan, Monokwari Papua, Tangerang, Riau, Batam, Papua, Laguboti, Jawa Barat, Sulawesi, Pekanbaru, Lubuk Pakam, Gorontalo, Kalimantan Tengah, dan Jakarta.

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Erry Nuradi, dalam keterangan rilisnya berjanji akan memberi dukungan khusus kepada NSICC yang sangat berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang berkunjung ke Medan, bahkan ke Danau Toba.

"Acara seni dan budaya NSICC ini juga membuat kepariwisataan yang berkualitas, karena ini berbasis kearifan lokal, berwawasan lingkungan, dan berkesinambungan, sehingga (mampu) meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Sumatera Utara," ujar Erry.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, turut menegaskan bahwa Kemenpar memberi support khusus untuk NSICC karena memiliki potensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.

"Dengan NSICC tidak hanya promosi berbagai destinasi pariwisata, budaya, kreatifitas, kuliner, dan tempat bersejarah , tetapi juga mentransformasikan aspek-aspek ini ke dalam format transaksi ekonomi yang dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan sektor ekonomi di Sumatera Utara, maka acaranya harus terus meningkat levelnya," kata Esthy.

Sementara itu, pembina NISCC 3017, J. Alexander Ferdinandes mengatakan, mereka menggelar acara ini karena begitu peduli terhadap keberadaan paduan suara yang profesional dan berkualitas untuk Indonesia Raya.

"Kegiatan ini menyuguhkan tema berrnyanyi untuk perdamaian. Danau Toba menjadi saksi perdamaian dalam lintas ras, agama dan negara. Kita semua pancasila, maka dari itu pemerintah daerah di Sumut harus benar-benar menjaga dan memikirkan event penuh makna ini," kata pria yang biasa disapa Opung itu.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menargetkan akan menggenjot Pariwisata Danau Toba dengan target 1 juta kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Danau Toba untuk tahun 2019. Event ini diharapkan mampu mendukung capaian tersebut.

"Untuk tahun 2019, Danau Toba targetnya 1 juta. Hitungannya dari wisman Rp 13 triliun sampai sekitar 20 triliun uang akan beredar, ekonomi di sana tumbuh kalau tourism tumbuh," ujar Arief.

"Kita harus kerja keras dan optimis bisa mencapai target 1 juta kunjungan wisman, lewat penyelenggaraan sejumlah event wisata menarik di Danau Toba, seperti NSICC ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke satu dari 10 destinasi prioritas tersebut secara signifikan," ucapnya.



(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya