Liputan6.com, Jakarta Jangan anggap remeh soal biaya pendidikan anak. Bila salah langkah, proses belajar anak bisa terganggu dan kelak mempengaruhi masa depannya. Biaya pendidikan harus disiapkan dengan matang sejak jauh hari. Lebih cepat lebih baik. Slogan ini bisa kita adopsi untuk menyiapkan biaya pendidikan anak secara matang.
Supaya tak salah langkah dan menyesal, simak tips dari DuitPintar.com berikut ini.
1. Menabung dan investasi sejak dini
Tips ini sebaiknya dilakukan bahkan sebelum anak lahir. Makin lama jangka waktu menabung dan investasi, makin besar hasil yang bisa didapatkan.
Advertisement
Investasi harus disesuaikan dengan rencana keuangan dan mempertimbangkan risikonya. Kalau di atas lima tahun, bisa pilih saham atau reksa dana saham karena meskipun fluktuatif, pergerakannya cenderung naik dalam jangka panjang. Kalau mau yang lebih stabil dan aman, pilih emas, obligasi, atau reksa dana campuran. Pastikan investasi bisa ditarik saat dibutuhkan, seperti saat anak hendak masuk SD, SMP, SMA, hingga kuliah.
2. Asuransi jiwa
Nasib orang siapa yang tahu? Asuransi jiwa bisa menjadi langkah antisipasi jika terjadi suatu insiden yang mempengaruhi masa depan anak. Misalnya ayah cacat permanen atau bahkan meninggal dunia, anak akan mendapat uang pertanggungan dari asuransi jiwa. Uang yang besarnya bisa sampai Rp 1 miliar, dapat dimanfaatkan untuk membiayai pendidikan anak hingga sarjana. Coba kalau tak ada asuransi dan tidak ada lagi pencari nafkah dalam keluarga, bisa dibayangkan bagaimana menyiapkan dana pendidikan anak kelak.
3. Libatkan anak dalam rencana pendidikan
Rencana biaya pendidikan bisa dibuat berdasarkan minat anak sebagai acuan. Kalau anak hendak kuliah desain, maka carilah info tentang biaya sekolah desain yang dikehendaki. Atau bila anak ingin kuliah kedokteran, berarti dana yang disiapkan akan lebih banyak.
Meski minat anak bisa saja berubah kelak, kalkulasi ini tetap penting untuk disiapkan.
4. Batasi utang kosumtif
Prioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan. Tahan keinginan beli gadget baru, elektronik, atau apa pun yang bersifat konsumtif. Apalagi jika menggunakan kartu kredit tanpa bunga 0 persen.
Yang lebih parah bila pakai kredit tanpa agunan (KTA) untuk senang-senang dan liburan. Hal Ini dapat membahayakan rencana biaya pendidikan anak.
5. Pertimbangkan opsi sumber dana lain
Jika memang tidak sanggup memenuhi biaya pendidikan sesuai dengan keinginan anak, tidak ada salahnya mempertimbangkan sumber dana eksternal, misalnya dengan meminjam pihak bank. Tapi ingat, pilih produk yang tepat dan tidak membebani keuangan.
KTA biasanya bisa jadi solusi ideal karena prosesnya lebih cepat dan tak perlu agunan. Tugas kita sekarang adalah mencari KTA dengan bunga paling rendah. Sebagai orangtua, pendidikan buah hati harus jadi prioritas utama. Bahkan, kalau bisa mereka memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi dari kita.Â
Â