Liputan6.com, Jakarta Kuliner oleh-oleh Jogja bukan hanya bakpia. Wisatawan kini mulai banyak membawa cokelat sebagai oleh-oleh dari kunjungannya ke Jogja. Salah satu cokelat hits di kalangan wisatawan adalah Cokelat Ndalem, yang pusatnya ada di Jalan Bhayangkara 23, Ngampilan, Kota Jogja, tidak jauh dari RS PKU.
Advertisement
Meika Hazim, Owner Cokelat Ndalem, kepada Liputan6.com, Selasa (26/12/2017) mengatakan, usaha cokelat yang digelutinya sudah dirintis sejak 2013. Dirinya mengaku wisatawan kini mulai mengenal cokelat sebagai salah satu oleh-oleh baru dari Jogja.
"Awalnya belum banyak yang tahu, terus kita banyak taruh di pusat oleh-oleh dan hypermarket. Lalu wisatawan itu pada tanya ke warga Jogja, itu di mana, makanya mulai dikenal," ungkap Meika.
Cokelat Ndalem sendiri punya banyak varian rasa dan berbeda secara konsep dengan cokelat-cokelat kebanyakan. Hal ini yang kemudian menarik wisatawan dan masyarakat untuk membeli cokelat yang mulai menjadi ciri khas Jogja.
"Kan packaging kita juga beda, ada macem-macem dengan konsep budaya yang kuat. Ada gambar tegel (lantai) keraton, batik dan lain lain," katanya.
Beragam Varian Rasa
Meika mengatakan, setidaknya ada 25 produk yang sudah dibuatnya. Mulai dari reguler sampai Bon Beans atau Cokelat Ndalem Premium. Ada 19 produk reguler dengan enam produk premium.
"Ada 19 produk, kayak rasanya macem-macem, menggabungkan cita rasa Indonesia dan cerita Indonesia," katanya.
Menurut dia, 19 produk reguler ini terdiri atas lini rasa Klasik dengan dark chocolate dan milk chocholate. Lini rasa kedua adalah pedas yang terdiri atas jahe, cabai, dan peppermint dengan packaging wayang.
"Ada lini rasa wedangan bajigur, ronde sama uwuh. Kopinesia juga, dan patehan atau teh ada juga. Semua packaging-nya sesuai dengan ciri khas cokelat yang dibuat," ujarnya menambahkan.
Khusus kopinesia, yaitu perpaduan antara kopi dan cokelat dalam satu rasa, itu menadi andalan Cokelat Ndalem saat ini. Rasa yang ditawarkan sangat variatif, mulai dari enam kopi yang ada di Indonesia.
"Kopinya itu ada enam. Gayo dari Aceh, Jogja itu Merapi, Bali itu Kintamani, Flores itu Bajawa, Toraja itu Kalosi, dan Papua itu Wamena. Packaging-nya pakai tarian masing masing daerah," ujarnya.
Cokelat Ndalem ini dibuka mulai dari jam 08.00 pagi hingga 09.00 malam setiap hari. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 15-60 ribu.
"Sekarang liburan ini biasanya ramai, apalagi akhir tahun bagus banget. Kalau Natalan itu kan masuknya liburan ya ramai juga," ujarnya.
Advertisement
Tahan 10 Bulan
Meika mengatakan, Cokelat Ndalem menjadi rekomendasi bagi wisawatan yang ingin mencari oleh-oleh makanan, mengingat cokelat ini bisa tahan sampai 10 bulan ke depan. Sehingga tidak perlu takut basi seperti oleh-oleh lainnya.
"Ya, biasanya mereka bawa ini juga untuk oleh-oleh dan konsumsi sendiri," ujarnya.
Meika mengaku dari berbagai produk yang disajikan saat ini produk linirasa klasik masih menjadi yang paling digemari. Namun, beberapa kalangan coklat seperti linirasa rempah juga bagus.
"Pernah ada bule datang lalu ngerasain semua, trus dia bilang paling enak adalah yang jahe dan rempah-rempah. Bagi mereka itu asyik dan beda," ujarnya.
Setiap hari cokelat yang dihasilkan oleh Cokelat Ndalem bisa mencapai 15-20 kilogram. Kondisi ini bisa memenuhi dengan permintaan pasar, khususnya saat liburan akhir tahun seperti sekarang sangat tinggi.
"Paling banyak itu saat liburan Lebaran, tapi liburan sekarang juga cukup banyak," ujarnya.