Unik, Pria Ini Ciptakan Pil yang Bisa Bikin Bau Kentut Jadi Aroma Cokelat

Liputan6.com, Paris - Apa yang tercetus di pikiran Anda ketika mendengar kata kentut? Pasti bau atau aroma tak sedap yang langsung muncul. 

Namun, hal tersebut kini bisa berubah karena inovasi baru dari seorang pria asal Prancis yang menciptakan pil yang dapat mengubah aroma tak sedap dari kentut menjadi beraroma seperti cokelat. 

Adalah Christian Poincheval, pria berusia 65 tahun asal desa Gesvres, Prancis, yang berada di balik penemuan unik ini. Sosoknya digambarkan mirip “saudara hippie dari Sinterklas”, dan dikenal gemar menciptakan solusi untuk masalah-masalah yang tak biasa.

Kisahnya dimulai pada tahun 2006 setelah makan malam besar bersama teman-temannya.

"Kentut kami begitu bau hingga hampir membuat kami pingsan. Orang-orang di meja sebelah jelas terganggu," ujarnya, seperti dikutip dari Times of India, Sabtu (11/4/2025).

Dari insiden inilah, lahir tekad Poincheval untuk mengatasi masalah bau tidak sedap itu.

Pil beraroma cokelat ini hanyalah bagian dari rangkaian produk eksentrik milik Poincheval. Sebelumnya, ia telah merilis pil dengan aroma mawar dan violet, bahkan bubuk khusus untuk mengurangi bau kentut pada hewan peliharaan.

Semua produk tersebut dipasarkan sebagai suplemen makanan alami tanpa bahan kimia obat. Tujuannya bukan hanya mengubah pengalaman memalukan menjadi lucu, tetapi juga untuk mengurangi gas dan kembung.

Menurut Poincheval, ada hubungan erat antara pola makan dan bau kentut.

"Saat kami vegetarian, bau gas kami seperti sayuran, seperti kotoran sapi. Tapi ketika mulai makan daging, baunya jadi lebih tidak sedap," jelasnya.

Oleh karena itu, pil ini dibuat dari bahan-bahan alami seperti arang nabati, adas, rumput laut, resin tumbuhan, bilberry, dan serpihan kakao. Kombinasi ini diklaim mampu menetralkan bau dan mengurangi gas dalam usus.

Tak disangka, produk ini menjadi buruan saat musim liburan, terutama Natal.

"Ada yang membelinya karena benar-benar bermasalah dengan flatulensi, ada juga yang membelinya sebagai lelucon untuk teman," kata Poincheval.