Festival Crossborder Siap Datangkan Banyak Wisatawan ke Skouw Papua

Border Tourism bakal dihebohkan Festival Crossborder Skouw "Untuk Negeriku".

oleh Cahyu diperbarui 05 Agu 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2018, 11:00 WIB
Festival Crossborder Skouw Untuk Negeriku
Border Tourism bakal dihebohkan Festival Cross Border Skouw "Untuk Negeriku".

Liputan6.com, Jakarta Festival crossborder kembali hadir di Skouw, Papua. Kegiatan yang diinisiasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini akan menampilkan band reggae Marapu, dua band lokal Dave Solution dan EPO DXH, serta drum band IPDN Kampus Papua. Festival dengan tema Untuk Negeriku ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-73 dan akan digelar di PLBN Skouw Papua pada 7-9 Agustus 2018.

"Event ini tidak hanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asal Papua Nugini, tetapi juga mempererat persaudaraan penduduk yang ada di sekitar crossborder. Pada festival kali ini, Kementerian Pariwisata juga memfasilitasi kehadiran UMKM binaan Kabupaten dan Kota Jayapura untuk memamerkan sekaligus menjual produk-produknya sekaligus meningkatkan aktivitas industri pariwisata di kawasan perbatasan," ujar Asisten Deputi Pemasaran Area II Regional III Kemenpar, Muh. Ricky Fauziyani, Jumat (3/8/2018).

Ia melanjutkan, musik reggae dipilih karena sangat digandrungi masyarakat kedua wilayah perbatasan. Maka dari itu, Kemenpar juga akan menghadirkan band reggae asal Papua Nugini, yaitu Mixmate Band serta Vanimo Native. Ada pula penampilan dari Yonif 121/Macan Kumbang yang akan menampilkan tarian sigale-gale.

"Kami ingin all out, sehingga event ini bisa memaksimalkan angka kunjungan wisatawan Papua Nugini. Suguhan Festival yang melibatkan dua yang negara bertetangga seperti ini terbukti efektif meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan," ucap Ricky.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, juga memiliki pendapat serupa. Menurutnya, promosi pariwisata via musik sangat ampuh mendatangkan puluhan ribu orang.

"Kita belajar dari pengalaman menggelar even crossborder di Kepri, Kalbar, dan NTT. Di crossborder Atambua, ada Kikan, Slank, Jamrud yang pernah diboyong Kemenpar. Di Kalbar, ada Wali dan Cita Citata. Semuanya mampu mendatangkan puluhan ribu pononton," kata Pitana.

Baginya, musik adalah bahasa universal yang mampu menciptakan keramaian atau crowd. Menggelar even musik reggae di Skouw ini pun diyakini Pitana akan membuat wilayah crossborder ini semakin berkembang.

Crossborder tourism banyak manfaatnya, terutama negara yang punya perbatasan darat. Benchmark-nya bisa dilihat dari Belanda yang sukses mendatangkan 13 juta wisatawan crossborder. Indonesia yang punya banyak perbatasan darat, mulai dari Papua, NTT, dan Kalimantan, sangat mungkin mengadopsi keberhasilan Belanda,” ujarnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyakini event tersebut akan memberikan efek perekonomian yang besar. Terlebih lagi, saat ini masyarakat perbatasan Papua Nugini lebih banyak berbelanja di wilayah Skouw.

“Selama ini, memang masyarakat Papua Nugini banyak yang lebih memilih berbelanja di pasar Skouw karena harga yang ditawarkan relatif lebih murah dan bervariasi. Dengan festival crossborder yang rutin kami gelar maka akan semakin banyak warga Papua Nugini datang dan berbelanja di Skouw. Ini akan semakin mengangkat perekonomian lokal," pungkasnya.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya