Liputan6.com, Jakarta Soe Hok Gie, sebuah nama yang begitu lekat di kalangan pemuda, khususnya para mahasiswa. Pria yang akrab disapa Gie ini merupakan aktivis mahasiswa Indonesia keturunan Tionghoa yang lantang menolak pemerintahan otoriter.
Kehidupan Soe Hok Gie bisa dikatakan penuh dengan perjuangan dan filosofi. Gie menjadi simbol pemuda idealis yang menentang kemunafikan dan mereka yang oportunis. Kata-kata Soe Hok Gie pun selalu menginspirasi.
Advertisement
Soe Hok Gie turut serta dalam pergerakan tahun 1965 bersama rekan-rekannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Saat Soekarno sudah lengser, dia memilih tetap kritis pada pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.
Jika masih hidup, pada 17 Desember 2018 ini ia seharusnya merayakan ulang tahun yang ke-76. pria yang lahir saat Perang Pasifik bergejolak, 17 Desember 1942 silam itu menghembuskan nafas terakhirnya di Gunung Semeru pada 16 Desember 1969. Saat meninggal usianya 27 tahun kurang sehari.
Meski telah tiada, kata-kata Soe Hok Gie tetap abadi dalam sanubari pemuda Indonesia. Buku harian Soe Hok Gie yang diterbitkan dengan judul "Catatan Seorang Demonstran" telah dicetak berulang kali dan menjadi bacaan wajib aktivis mahasiswa sampai kini.
Berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/12/2018) kata-kata Soe Hok Gie yang patut diingat anak muda masa kini.
Menghadapi hidup dengan keberanian
1. Kata-kata Soe Hok Gie untuk menghadapi hidup dengan keberanian.
"Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita mengerti tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." kutipan sajak Soe Hok Gie berjudul Mandalawangi-Pangrango yang ditulis tahun 1966.
2. Kata-kata Soe Hok Gie agar menjadi manusia merdeka
"Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka" tulis Soe Hok Gie dalam buku Catatan Seorang Demonstran.
3. Jangan takut melangkah
"Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya."
Advertisement
Jangan menjadi manusia munafik
4. Kata-kata Soe Hok Gie untuk menjadi manusia yang tidak munafik
"Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."
5. Menumbuhkan rasa empati dan cinta
"Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita." Soe Hok Gie dalam Catatan Seorang Demonstran
6. Kata-kata Soe Hok Gie yang mengajak untuk tidak hanya berdiam diri
"Bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru, mereka harus bisa bebas dari segala arus masyarakat yang kacau. Tapi mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya. Yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya, apabila keadaan telah mendesak. Kaum intelejensia yang terus berdiam di dalam keadaan yang mendesak telah melunturkan semua kemanusiaan"
Berpegang pada idealisme
7. Semangat untuk tetap berpegang pada idealisme
"Makin redup idealisme dan heroisme pemuda, makin banyak korupsi." Soe Hok Gie dalam buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan.
8. Kata-kata Soe Hok Gie yang mengajak untuk melupakan kebencian
“Saya mimpi tentang sebuah dunia dimana ulama, buruh, dan pemuda bangkit dan berkata, ‘stop semua kemunafikan ! Stop semua pembunuhan atas nama apapun.’ Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.”
9. Kata-kata Soe Hok Gie untuk para pendidik
“Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.”
Advertisement
Perjuangan harus tetap ada
10. Kata-kata Soe Hok Gie yang menyindir mahasiswa yang gemar menerapkan senioritas
“Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.”
11. Mahasiswa berkembang menjadi manusia
“Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. ”
12. Mencintai Tanah Air bersama rakyat
Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
13. Kata-kata Soe Hok Gie agar perjuangan harus tetap ada
“Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis”