Jelajah Trans Jawa Bagian II: 6 Kuliner Lezat dari Brebes sampai Salatiga

Tol Trans Jawa resmi beroperasi dan gratis hingga Tahun Baru 2019, bagaimana bila bertualang ke Brebes sampai Salatiga untuk mencicipi kuliner khas lezat setempat?

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Des 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2018, 14:00 WIB
Tempe Mendoan
Tempe mendoan memang kuliner yang terkenal di Jawa Tengah. Kuliner apalagi yang ada selain itu? (dok. Instagram @yoga_hamiguna/https://www.instagram.com/p/BniYc52jotF/Esther Novita Inochi)

Liputan6.com, Jakarta - Berakhir tahun di Jawa Tengah merupakan hal yang asyik, apalagi jika konsep liburanmu kali ini bersifat etnik. Jawa Tengah sudah pasti menyajikan kebudayaan yang kental, ulai dari arsitektur, seni budaya, hingga kuliner yang bisa kamu santap. Apalagi kini, Tol Trans Jawa sudah resmi dioperasikan untuk umum dan gratis hingga Tahun Baru 2019.

Berawal dari Kota Brebes, kuliner khas Jawa Tengah kental dengan satai. Satai-satai di Jawa Tengah disajikan dengan cara yang berbeda tiap-tiap daerahnya. Selain satai, masih ada beberapa jenis makanan khas lainnya, dikutip dari Peta Kuliner Trans Jawa.

1. Satai Blengong dari Brebes

Pernah memakan daging hasil perkawinan silang? Berarti Anda harus mencoba satai blengong ini. Blengong adalah hewan hasil perkawinan silang antara bebek dan entok.

Bila daging bebek mengandung serat, tekstur blengong lebih lunak dan lembut saat dikunyah. Satai blengong ini juga disajikan sebagaimakanan pendamping kupat glabed yang juga merupakan makanan khas Brebes.

2. Sauto Tauco dari Tegal

Bagaimana rasanya makan soto campur tauco? Anda bisa merasakannya di Tegal. Makanan kebanggaan kota Tegal ini umumnya dihidangkan sama seperti soto daerah lainnya. Hanya saja, rasa yang mendominasi adalah tauconya. Salah satu restoran yang menyajikan sauto ini adalah Sauto Tauco Tegal Sedap Malam.

 

 

Menu Karbohidrat dengan Bumbu Khas Jawa

Nasi Megono
Nasi megono khas Pekalongan dengan cacahan daging. (dok. Instagram @chandrayohan/https://www.instagram.com/p/BrSlIVKHCiX/Esther Novita Inochi)

3. Nasi Megono dari Pekalongan

Nasi megono ini berbeda, karena disajikan dengan dua jenis buah, yaitu nangka muda dan kelapa. Nangka muda dipotong dan dicacah, kemudian ditaruh di atasnya. Kelapa diparut dan dicampur ke dalam nasi tersebut berikut bumbu-bumbunya. Biasanya, nasi megono ini disajikan dengan tempe mendoan.

4. Lontong Lemprak dari Batang

Lontong ini disajikan dengan siraman kuah santan dan bumbu rempah-rempah. Suwiran daging ayam kampungnya tersaji di atasnya.

Kuliner ini dinamai lontong lemprak karena cara menikmatinya dengan cara "Nglemprak" atau duduk bersila di atas tikar. Lapak lontong lemprak terlaris yaitu Lontong Lemprak Mbak Moer yang terletak di Alun-Alun Kabupaten Batang.

Menyantap yang Manis-manis

Wedang Ronde
Wedang ronde sekoteng yang disajikan dengan kuah jahe yang hangat. (dok. Instagram @cyber3kosong3 /https://www.instagram.com/p/BSvwlmfDUiB/Esther Novita Inochi)

5. Wedang Ronde dari Salatiga

Setelah puas menyantap daging, kali ini harus menyantap yang manis-manis. Kunjungilah Wedang Ronde Jago di Salatiga yang legendaris. Berdiri sejak 1964, ada satu menu andalan yang bisa memuaskan dahagamu, wedang ronde sekoteng.

Tidak hanya nikmat, namun juga membawa khasiat untuk tubuhmu. Konon katanya, wedang ronde ini berkhasiat untuk kesehatan lambung dan daya tahan tubuh Anda. Kuahnya yang hangat dan terbuat dari jahe cocok dinikmati di malam hari.

6. Enting-enting Gepuk dari Salatiga

Butuh snack daerah ketika di perjalanan? Anda harus mencoba enting-enting. Berasal dari Tiongkok, makanan ini kemudian dikembangkan di Salatiga.Proses pembuatannya pun masih tradisional. Pabrik enting-enting Cap Klenteng dan 2 Hoolo bisa dikunjungi di Jl. Abiyoso No. 22, Salatiga.

(Esther Novita Inochi)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya