Liputan6.com, Jakarta - Sudah seminggu berlalu sejak aksi terorisme melanda umat muslim di Christchurch, Selandia Baru. Usai teror penembakan pada Jumat, 15 Maret lalu, suasana berkabung masih terasa di sana.
Tepat tujuh hari usai aksi teror, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern menghadiri salat Jumat berjemaah yang digelar di Hagley Park di depan Masjid Al Noor, Christchurch.
Ia mengenakan kerudung hitam dengan motif garis kuning di pinggir kerudung, serta baju tangan panjang dan celana panjang hitam. Jacinda hadir untuk memberikan dukungan moral kepada keluarga korban penembakan dan para umat muslim di Selandia Baru.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, PM Jacinda juga datang untuk mendengarkan lantunan azan serta memimpin mengheningkan cipta sejenak untuk para korban. Sedikitnya ada 50 orang tewas akibat teror tersebut, termasuk satu orang warga negara Indonesia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sementara itu, lantunan azan siang ini di Selandia Baru juga turut disiarkan di seluruh New Zealand atau Selandia Baru. Dilansir dari The Guardian, Jumat (22/3/2019), Jacinda tiba di Hagley Park dan ikut mendengarkan lantunan azan. Momen salat Jumat berjemaah ini juga dihadiri oleh banyak warga Selandia Baru yang menggelar aksi solidaritas.
Bahkan, beberapa wanita yang hadir dalam momen tersebut juga mengenakan kerudung sebagai tanda solidaritas mereka terhadap umat muslim di negara tersebut.
Saat menghadiri salat Jumat tersebut, PM Jacinda sempat memberikan beberapa pernyataannya. Ia mengatakan bahwa Selandia Baru tetap bersama dengan umat muslim. Ini bukan kali pertama Jacinda mengenakan kerudung.
Pemimpin perempuan termuda di dunia juga memakai kerudung dengan motif yang sama saat melayat korban penembakan di Masjid Kilbernie di Wellington pada 17 Maret 2019. Perempuan 38 tahun tersebut menyapa, berbincang, dan memeluk para pelayat.
Saksikan video pilihan di bawah ini: