Liputan6.com, Jakarta - Rintik-rintik hujan membasahi kawasan Cikini, Jakarta Pusat ketika orang-orang tengah asyik menikmati makan malam di awal bulan April 2019. Beberapa dari mereka duduk manis di salah satu warung kaki lima yang berada tepat di sebelah Kantor Pos Cikini.
Warung tersebut bernama Warung Kita. Meski pun menawarkan sederet pilihan menu, tetapi selalu ada satu makanan yang menjadi favorit banyak pengunjung. Sajian andalan dari warung milik Siti Mahfudho ini tidak lain adalah Sop Iga Sapi.
Warung Kita merupakan usaha yang dijalankan oleh ayah Siti dan pertama kali didirikan pada 1985 silam. Sejak itu, memang cukup banyak perubahan yang terjadi, baik dari sisi tempat berjualan hingga perombakan menu.
Advertisement
"Dulu di Gondangdia Kecil. Tempatnya sama seperti ini tapi nggak bongkar pasang, sudah ada tempatnya tinggal masak saja. Karena sudah nggak boleh, jadi pindah lagi dan cari-cari tempat lagi," kata Siti Mahfudho kepada Liputan6.com di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Advertisement
Baca Juga
Siti menambahkan, dahulu sang ayah sempat menjual sop kambing, sate kambing, tongseng, dan soto. Namun kini mengingat warung tak terlalu besar, ada beberapa menu yang ditawarkan seperti ayam goreng, ayam penyet, bebek serundeng, sop iga, sop ceker, iga goreng, iga penyet, ceker penyet, dan sop ceker.
Di sisi lain, sajian sop iga sapi sejak dahulu memang menjadi primadona. "Memang sop iga yang paling banyak dicari. Biasanya orang-orang bilang sop iganya enak, dagingnya empuk, resepnya sama saja resepnya mungkin tangannya yang beda" ungkap Siti.
Resepnya pun racikan dari ayah Siti sendiri. Bahan-bahan yang digunakan untuk sop iga terdiri atas iga, bawang putih, bawang merah, serta lada yang di-blender. "Per hari empat kilo iga itu jadinya 20 porsi, itu digabung sop iga dan iga penyet," ungkapnya.
Soal harga, tentunya sajian sop iga kaki lima ini cukup terjangkau. Sop iga sapi dijual dengaan harga Rp 30 ribu sudah termasuk nasi. Harga yang sama juga dipatok untuk menu iga goreng penyet plus nasi dan kuah.
"Mungkin karena lokasi juga ya, kalau misalnya dibikin mahal nggak ada yang mau karena di sini kaki lima, kalau punya ruko bisa dijual lebih mahal di sini terjangkau saja," jelas Siti.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jam Ramai Warung Kita
Transformasi pada Warung Kita membawa beberapa perbedaan. "Menunya dikurangin, karena nggak ada yang bantu juga, tempatnya diperkecil jadi kata bapak menunya diperkecil," ungkap Siti.
Adanya perombakan menu membuat tak sedikit pengunjung yang mempertanyakan sajian yang sebelumnya. Melihat besarnya minat pengunjung pada sop iga sapi, maka menu ini tetap dipertahankan hingga kini.
"Karena rata-rata yang suka sama sop iga, menunya yang lain pada nanya tapi mau gimana lagi karena nggak ada yang megang," tambahnya.
Ingin mencoba sajian-sajian lezat di Warung Kita? Warung ini buka mulai dari Senin hingga Sabtu. Sedangkan untuk hari Minggu dan tanggal merah libur karena lebih mengikuti jadwal kantor yang ada di sekitar warung.
"Kalau buka mulai 17.00-23.30 WIB. Habis nggak habis saya biasanya langsung tutup pada pukul 23.30 WIB. Biasanya hari Selasa ramai sekitar pukul 19.00-20.00 WIB," jelas Siti.
Advertisement
Pelanggan Warung Kita Sejak 1998
Sajian sop iga sapi di Warung Kita mendapatkan pujian dari salah seorang pengunjung bernama Sugiya. Karyawan swasta ini telah menyantap ragam menu termasuk sop iga sapi sejak Warung Kita masih di tempat yang lama.
"Sudah cukup lama dari 1998. Dulu warungnya belum di sini tapi di Jalan Gondangdia Kecil," ungkap Sugiya kepada Liputan6.com pada kesempatan yang sama.
Sugiya menyebutkan bahwa sop iga sapi Warung Kita memiliki rasa dan kuah yang pas, daging empuk, yang sangat cocok dengan seleranya. Ia pun mengiyakan terjangkaunya sop iga sapi ini. "Harga cukup terjangkau nggak mahal sekitar 30 ribu," tambahnya.
Mengingat sajian Warung Kita, khususnya sop iga sapinya yang lezat, Sugiya menambahkan jika ia bakal datang lagi. "Insya Allah akan kembali lagi, kebetulan kantor saya dekat sini," lanjutnya.
"Nggak tentu (datang kembali) bisa 2-3 kali. Biasanya sama teman-teman juga cuma kebetulan sudah pada pulang dulu, hari ini saya makan sendiri," tutup Sugiya.