Liputan6.com, Jakarta - Beragam hal yang membelenggu kebebasan perempuan sekitar akhir era 1800-an hingga awal era 1900-an tidak begitu saja dilewatkan dengan diam juga bungkam. 'Kesunyian' itu lantas didobrak oleh sosok Raden Ajeng Kartini, sang pejuang emansipasi perempuan.
Berbekal pengetahuan, intuisi R.A. Kartini berbicara dan membuatnya vokal menyuarakan hak-hak perempuan kala itu, baik dari segi pendidikan hingga terlibat dalam aktivitas publik. Sejak saat itu hingga waktu terus berlalu, hari kelahirannya yang jatuh pada 21 April diperingati untuk mengenang jasa-jasanya.
Sebegitu kencangnya gema perjuangan R.A. Kartini, ia bahkan sukses menginspirasi banyak pihak juga terciptanya karya-karya, mulai dari karya seni sampai sastra. Apa saja karya tersebut? Simak selengkapnya rangkuman di bawah ini.
Advertisement
Baca Juga
1. Film Kartini (2017)
Film biografi tokoh emansipasi perempuan Tanah Air, Kartini besutan sutradara handal, Hanung Bramantyo ini resmi diluncurkan pada 19 April 2017. Ada pun Dian Sastrowardoyo didapuk memberi 'nyawa' pada karakter Raden Ajeng Kartini.
Pendalaman peran pun dilakukannya mulai dari pemakaian bahasa Jawa halus dan bahasa Belanda. Tak hanya itu, Dian juga dituntut untuk dapat membiasakan diri melakukan laku dodhok atau berjalan dalam posisi jongkok.
Film Kartini berkisah mengenai pergulatan batin Kartini yang melihat sang ibu, Ngasirah jadi pribadi yang 'terbuang' di rumah sendiri karena tak berdarah ningrat. Kartini pun berusaha melawan tradisi dengan memperuangkan kesejahteraan bagi banyak pihak, terutama perempuan.
2. Habis Gelap Terbitlah Terang
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang hadir dalam bahasa Melayu dengan judul awal Door Duisternis Tot Licht pada 1922. Adalah Armijn Pane, salah satu sastrawan pelopor Pujangga Baru yang turut ambil bagian menerjemahkan surat-surat Kartini dalam buku ini.
Armijn membagi kumpulan surat dalam lima pembahasan berbeda. Ada pun pembagian ini menampilkan fase-fase perubahan pemikiran serta sikap Kartini selama surat-menyurat semasa hidup.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3. Surat Cinta Untuk Kartini
Setahun sebelum film Kartini, film yang terinspirasi dari R.A. Kartini bertajuk Surat Cinta Untuk Kartini dirilis pada 21 April 2016. Film garapan Azhar Kinoi Lubis juga mengisahkan hidup sang pejuang emansipasi. Film yang diproduseri oleh Lukman Sardi ini mendaulat Rania Putrisari sebagai Kartini.
Surat Cinta Untuk Kartini berkisah mengenai Sarwadi yang diperankan oleh Chicco Jerikho, seorang tukang pos pindahan dari Semarang. Saat hari pertama bekerja, duda beranak satu itu tidak menyangka salah satu surat yang diantarkan untuk Kartini. Selain paras ayu, kepedulian Kartini pada rakyat kecil membuat Sarwadi jatuh hati.
4. Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
Kumpulan surat R.A. Kartini juga sempat diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Buku terjemahan lengkap Door Duisternis Tot Licht terbit pada 1979.
Buku kumpulan surat hadir dengan tajuk Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya. Buku ini menghadirkan kumpulan surat yang ada pada Door Duisternis Tot Licht.
Advertisement
5. Panggil Aku Kartini Saja
Tak hanya surat-suratnya, ada beragam buku lain yang terinspirasi dan merangkum kisah dan perjuangan R.A. Kartini. Satu di antaranya adalah buku bertajuk Panggil Aku Kartini Saja karya penulis Pramoedya Ananta Toer.
Pram, begitu ia akrab disapa mengumpulkan data dari beragam sumber. Buku Panggil Aku Kartini Saja bukan soal perspektif Kartini yang dinikahkan secara paksa tetapi upaya Kartini melawan kekuasaan yang 'membungkam' Kartini kala itu.
6. Lagu Ibu Kita Kartini
Salah satu lagu wajib Nasional yang terinspirasi dari R.A. Kartini bertajuk Ibu Kita Kartini. Lagu ciptaan W.R. Supratman ini tentu sudah sangat akrab di telinga warga Indonesia. Setiap liriknya menyuarakan bagaimana keteguhan Kartini sebagai pejuang emansipasi.
Berikut potongan lirik lagu Ibu Kita Kartini.
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia