Liputan6.com, Jakarta - Menyambut hari Kartini pada 21 April nanti, saat ini banyak perempuan yang meuyukai olahraga berat dan ekstrem serta memacu adrenalin. Beberapa di antara mereka bahkan mampu mengharumkan Tanah Air atas prestasi mereka dalam olahraga tersebut.
Salah satu nama yang muncul adalah Naila Novaranti. Ia adalah seorang pelatih terjun payung. Bukan sekadar pelatih, dia melatih terjun payung militer untuk 46 negara!
Advertisement
Baca Juga
Karena itu, namanya mulai muncul ke permukaan dan dikenal banyak negara, bukan hanya di Indonesia. Padahal, dia mengaku tak mencari ketenaran. Dia hanya fokus untuk keluarga dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
Naila sendiri sudah menaklukan enam benua di dunia dengan aksi terjun payung tahun ini ia siap menaklukan satu benua lagi yaitu benua Antartika. Benua Antartika adalah benua ketujuh yang bakal ditaklukan Naila yang rencananya akan dilakukannya pada Desember 2019 mendatang.
Bila hal tersebut berhasil dilakukan Naila, maka ia adalah penerjun payung perempuan pertama dan orang Indonesia pertama yang bisa menaklukan 7 benua di dunia.
Menurut Naila hal ini sebuah prestasi dan merupakan ambisinya untuk menaklukan tujuh benua di dunia dengan olahraga terjun payung. Dan merupakan sebuah tantangan buat perempuan berusia 38 tahun ini menaklukan benua terakhir di dunia ini.
Benua Antartika menurut Naila adalah medan yang tersulit, sejak ia berhasil menaklukan gunung Everest pada November tahun lalu. Diakui Naila karena cuaca di benua Antartika membuat keberangkatannya ke sana. Perjalanan perempuan tangguh ini sempat tertunda dikarenakan cuaca ekstrem yang tidak menentu di sana.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menuju Antartika
“Harusnya sih Januari kemarin saya sudah terbang ke sana, tapi cuaca lagi gak bagus. Lapisan esnya yang kita ngeri, kita berharap cuaca di sana sebeku mungkin supaya pas jatuh ada landasan bukan ke air itu aja sih,” ungkap Naila.
Bicara persiapan diakui Naila ia melakukan persiapan seperti biasanya, latihan rutin bersama pelatih yang biasa melatihnya. Dan sedang mempersiapkan tim yang akan berangkat ke benua Antartika.
"Waktu persiapan sendiri aku mulai Oktober direncanakan mulai latihan sampai akhirnya berangkat Desember nanti, ya sekitar 3 bulan persiapan semuanya termasuk persiapan tim yang akan berangkat ke sana," terang istri dari Christopher Davis Ings ini.
Naila sendiri awalnya adalah pekerja kantoran. Pada 2001, ia bekerja di perusahaan dengan jabatan sebagai seorang sekretaris disalah satu perusahaan parasut Amerika. Namun adrenaline yang tinggi untuk melakukan hal yang beda membuatnya memutuskan mencoba terjun payung pada 2009.
Advertisement
Mencoba Hal Baru
Ia mengakui sempat merasa takut saat mencoba pertama kali terjun payung. Namun karena tekad kuat untuk mencoba hal baru membuatnya mencapai titik sekarang sebagai atlet dan instruktur profesional.
Awalnya ia hanya tandem dengan seorang penerjun profesional. Setelah itu ia memutuskan untuk ikut kursus dan memulai karier penerjun. Naila menimba ilmu di USPA (United States Parasut Association) di Amerika Serikat.
Ia kemudian menjadi atlet skydiving profesional dan bergabung dengan tim skydiving internasional "Simba". Naila yang sudah delapan tahun menekuni olahraga terjun payung ini sedang bersiap-siap untuk menjelajah serta menaklukkan Antartika.