Ikut Melestarikan Lingkungan dan Mengurangi Sampah Lewat Ngaji Plastik

Untuk mendukung gerakan mengurangi sampah plastik, pihak Nahdatul Ulama (NU) menggelar program Ngaji Plastik. Seperti apa?

oleh Henry Hens diperbarui 31 Mei 2019, 05:01 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2019, 05:01 WIB
Ngaji Plastik
Ngaji Plastik diadakan oleh Bank Sampah Nusantara dan NU. (dok.Instagram @ai_rosita2283/https://www.instagram.com/p/Bu8ops1g9kq/Henry

Liputan6.com, Jakarta - Momen Ramadan dimanfaatkan Greenpeace Indonesia untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari melalui kampanye #PantangPlastik.

Dalam mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik kepada masyarakat, Greenpeace Indonesia menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pasalnya dalam agama pun, ada ajaran untuk menjaga lingkungan.

NU sendiri sudah cukup lama berkomitmen melestarikan lingkungan, salah satunya mengendalikan sampah plastik. Direktur BSN (Bank Sampah Nusantara), Fitria Ariyani, mengatakan NU sudah menetapkan hukum pencemaran lingkungan adalah haram. Sayangnya, fatwa terserbut belum dapat diterapkan optimal dalam kehidupan sehari-hari.

"NU sudah menetapkan bahwa hukum pencemaran lingkungan baik udara, air, maupun tanah, hukumnya haram. Kami bahkan sudah melakukan gerakan aksi tapimemang tidak begitu masif dan terlihat," ungkap Fitria dalam diskusi bertajuk #PantangPlastik Di Meja Kita, di Burgereens, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.

Fitria mengatakan salah satu aksi yang dilakukan oleh NU adalah Ngaji Plastik. Program ini merupakan bentuk sosialisasi pengendalian plastik yang dikemas dalam bentuk pengajian.

Program ini sudah berjalan dua tahun belakangan. Dalam gerakan Ngaji Plastik, ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya plastik, serta mensosialisasikan tentang dampak yang ditimbulkan plastik terhadap lingkungan.

Saksikan video pilihan di bawah Ini:

Menyasar Sekolah dan Komunitas

Ilustrasi sampah plastik
Ilustrasi sampah plastik. (Foto: pexels.com)

Ada juga sejumlah tips tentang perilaku dan gaya hidup dalam melestarikan lingkungan.  Untuk menghapus penggunaan kantong plastik 100 persen memang bukan hal yang mudah dan instan.

Setidaknya yang paling memungkinkan adalah memulai dari niat sendiri, dan mulai mendisiplinkan mengurangi pemakaian plastik di lingkungan sendiri baik di rumah, sekolah, kampus maupun di tempat kerja.

"Kami sudah menggelar program ini baik ke pesantren maupun pengajian anak-anak. Dalam Ngaji Plastik, konten yang dibahas mulai dari bahan plastik, bahaya plastik sampai hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi plastik," terangnya pada Liputan6.com.

Fitria menuturkan Ngaji Plastik ini tidak ekslusif untuk pesantren dan NU saja. BSN juga menyasar beberapa sekolah dan komunitas yang mengundang NU untuk mengadakan Ngaji Plastik di tempat mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya