Liputan6.com, Jakarta - Nasi boks yang biasa dibagikan untuk makan ternyata tak sepenuhnya ramah lingkungan. Sebuah akun Instagram @kertabumikliniksampah diketahui, sampah dari nasi boks konvensional bisa bertahan di alam hingga 400 tahun.
Pangkalnya terletak pada plastik yang digunakan. Mulai dari plastik untuk menaruh nasi dan lauk pauknya, hingga bungkus kerupuk agak tak melempem, semua berbahan plastik.
Advertisement
Baca Juga
"Dan bulan puasa gini, sering banget kami menerima nasi box yang isi nya penuh dengan plastik. Mau makan juga jadi merasa bersalah," tulis akun tersebut.
Tak ingin jadi penyumbang masalah, Kertabumi menawarkan solusi boks nasi ramah lingkungan. Karena tanpa plastik sama sekali, boks nasi tersebut bisa dijadikan kompos atau menghubungi lembaga yang bergerak di bidang lingkungan itu untuk diambil kembali.
"Bisa kok bikin acara dengan nasi box tetapi tetap zero waste!" tulis akun tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Detail Material
Kepada Liputan6.com, pengelola akun tersebut menerangkan tujuan mengenalkan boks nasi ramah lingkungan adalah demi menghijaukan industri kemasan makanan. Selama ini, kebanyakan boks nasi masih mengandung material plastik walau disebut wadah yang lebih ramah lingkungan.
"Alhamdulillah sudah ada beberapa katering lokal mulai mengikuti ide ini," jawab Iqbal, Rabu (22/5/2019).
Perbedaan boks nasi biasa dengan kemasan ramah lingkungan adalah penggunaan daun pisang sebagai tempat nasi dan lauk. Sementara, garpu dan sendok yang digunakan terbuat dari kayu.
Kalaupun hendak menambahkan kerupuk, tak lagi dikemas dalam bungkus plastik tetapi langsung dimasukkan ke dalam kotak. Meski begitu, ada kelemahan dari boks nasi ramah lingkungan ini.
"Gak bisa klo makanan berkuah," tulis akun Kertabumi.
Bagaimana dengan harga? Iqbal mengungkapkan antara Rp 30 ribu hingga Rp 80 ribu. Namun, ia menyatakan boks nasi itu dijual bersama paket makanan.
"Kami jual sama makanannya," kata dia.
Advertisement