Liputan6.com, Jakarta Festival Crossborder Nunukan 2019 tak hanya menghadirkan pertunjukan bersifat kekinian. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mengenalkan seni budaya daerah. Salah satunya dengan tampilnya sejumlah penari dari beberapa sanggar.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, selain konser musik, memang akan ada pertunjukan tarian tradisional. Selanjutnya pameran produk kerajinan, fashion dan kuliner. Ada pula kompetisi modern dance serta fashion show.
“Untuk tari daerah, akan tampil Sangar Tari Bedewa yang membawakan Tari Tungkat, dan Sanggar Tari Busak Malay yang membawakan Tari Uwow. Kedua sanggar ini akan tampil di hari pertama festival, yakni tanggal 13 Juli,” ujarnya, Sabtu (6/7).
Advertisement
Kemudian di hari kedua atau tanggal 14 Juli, tampil kembali para penari dari Sanggar Tari Badewa. Mereka akan membawakan Tari Sigog. Tampil pula Sanggar Tari Besasak yang rencananya bakal membawakan Kalangkang Busoy.
“Seperti sebelumnya, Festival Crossborder Nunukan 2019 akan dipusatkan di GOR Dwikora. Rencananya, event tersebut berlangsung selama dua hari, tanggal 13-14 Juli mendatang. Tahun lalu, event ini sukses besar. Kami yakin gelaran tahun ini pun akan dipadati pengunjung. Bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga dari negara tetangga seperti Malaysia,” ungkapnya.
Sebagai bentuk pelayanan yang maksimal, panitia bahkan menyiapkan transportasi gratis bagi pengunjung. Khususnya dari Pelabuhan menuju GOR Dwikora. Tak kalah menarik, ada door prize yang akan dibagikan ke penonton. Yaitu berupa t-shirt dan topi eksklusif Wonderful Indonesia. Kabid Kabid Pesanan I Area III Sapto Haryono menambahkan, Festival Crossborder Nunukan 2019 bakal dihebohkan dengan hadirnya dua bintang tamu dari ibukota Jakarta. Keduanya yakni pedangdut bersuara emas Uut Permatasari, dan jebolan ajang pencarian bakat Micky AFI. Mereka akan memanaskan panggung musik dengan lagu andalan masing-masing.
Aliran musik yang berbeda dari keduanya, diprediksi justru membuat penonton semakin antusias mengunjungi lokasi acara. Pecinta musik dangdut akan terpuaskan dengan penampilan pemilik goyang ngecor si ‘Putri Panggung’. Sementara penggemar pop bisa tetap berdendang bersama Micky AFI.
“Festival Crossborder Nunukan adalah persembahan luar biasa bagi masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia. Di sini, musik menjadi kata kunci yang dimainkan. Seni budaya dan kuliner menjadi pemanisnya. Ada perputaran uang yang tercipta. Endingnya, membangun Indonesia dari wilayah pinggiran,” ungkapnya.
Hal tersebut diakui pula oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, kegiatan rutin seperti Festival Crossborder bisa menaikkan ekonomi di perbatasan. Rumusnya, perpindahan orang itu sama dengan perpindahan uang.
“Kemenpar memang berusaha menghidupkan wilayah perbatasan, salah satunya di Nunukan. Caranya, antara lain dengan memperbanyak event dan acara yang bisa dinikmati oleh tetangga negara seperti Tawau di Malaysia,” tandasnya.
(*)