Bimtek Teknis Izin Usaha Memantik Investor di Cross Border Kepri

Bimbingan Teknis (Bimtek) perlu dilakukan untuk memfasilitasi stakeholder dalam memahami proses perizinan pemanfaatan usaha jasa lingkungan wisata alam, terutama pada kawasan hutan produksi.

oleh Gilar Ramdhani pada 23 Agu 2019, 14:36 WIB
Diperbarui 29 Agu 2019, 14:42 WIB
Bimtek Teknis Izin Usaha Memantik Investor di Cross Border Kepri
Bimbingan Teknis (Bimtek) Izin Usaha Penyedia Sarana Wisata Alam di Kawasan Hutan Produksi.

Liputan6.com, Jakarta Kegiatan usaha pemanfaatan lingkungan wisata alam pada kawasan hutan produksi masih relatif baru. Perlu peran pemerintah untuk membimbing calon investor. Karenanya, Kemenpar menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Izin Usaha Penyedia Sarana Wisata Alam di Kawasan Hutan Produksi. Kegiatan berlangsung di Swiss-Belhotel Harbour Bay Batam, Kamis (22/8).

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata (TPPE) Kemenpar David Makes mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman para stakeholder terkait. Khususnya mengenai perizinan Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam di Hutan Produksi.

“Adapun tujuannya adalah memfasilitasi stakeholder terkait untuk memahami proses perizinan pemanfaatan usaha jasa lingkungan wisata alam, terutama pada kawasan hutan produksi,” ujarnya.

Menurutnya, kawasan hutan produksi Kepulauan Riau menjadi salah satu pengembangan wisata alam paling pesat. Ini karena letaknya yang strategis, dimana Kepri berbatasan langsung dengan 3 negara. Yaitu Singapore, Malaysia, dan Vietnam.

Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan menjelaskan, sebagai daerah kepulauan, 96 wilayah Kepri adalah lautan. Namun demikian, Kepri memiliki keunggulan di bidang kelautan dan perikanan, serta ariwisata. Azas pemanfaatan lingkungan juga turut difokuskan agar potensi pariwisata dapat terus tumbuh dan bergerak, sehingga meningkatkan ekonomi daerah.

“Pengembangan potensi wisata lingkungan, tentunya berkaitan dengan perizinan. Kami berharap pemerintah pusat melalui kementerian terkait dapat mempermudah perizinan terkait pemanfaatan hutan. Dalam hal ini kawasan hutan produksi,” jelasnya.

Secara umum, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepri semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, sepanjang Januari-Juni 2019 terdapat 1.137.976 wisman yang berkunjung daerah ini.

Realisasi kunjungan wisman tersebut menempatkan Kepri di posisi kedua sebagai daerah dengan kunjungan wisman tertinggi di Indonesia, setelah Bali. Selama semester pertama tahun 2019, Bali mampu menggaet 2.305.802 kunjungan wisman.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Kepri menjadi salah satu daerah prioritas di sektor pariwisata. Banyak atraksi yang ditawarkan daerah ini, baik yang sudah tersohor maupun yang sedang digali. Dari sisi kunjungan wisatawan, jumlah wisman yang datang ke Kepri pun semakin meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, sepanjang Januari-Juni 2019 terdapat 1.137.976 wisman yang berkunjung daerah ini. Realisasi kunjungan wisman tersebut menempatkan Kepri di posisi kedua sebagai daerah dengan kunjungan wisman tertinggi di Indonesia, setelah Bali.

“Tingginya kunjungan wisatawan ini sejalan dengan besarnya potensi wisata di Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu, kita juga telah menerapkan tiga strategi untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Kepri. Yakni Hot Deals, Travel Hub, dan cross border,” ungkapnya.

Sejumlah narasumber yang hadir dalam Bimtek kali ini antara lain Kasubdit Usaha Jasa Lingkungan, Kementerian LHK Wahyu Nurhidayat; Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kepri Syamsul Bahrum; Kepala Satuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit II Batam Lamhot M Sinaga; dan Kepala Dinas Pariwisata Kepri Boeralimar. Selanjutnya ada PEH Muda pada Seksi Usaha Jasa Lingkungan II Kementerian LHK Iid Rohid; dan Kasie. Pelayanan Non Perizinan pada Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Non Perizinan) Erwin.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya