Sentuhan Koleksi Desainer dengan Bahan Ramah Lingkungan di PIMFW 2019

Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2019 'Eco Age' Curated Show Day 1 menghadirkan kolaborasi koleksi desainer dengan bahan yang ramah lingkungan,

oleh Putu Elmira diperbarui 27 Sep 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2019, 09:03 WIB
Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2019
Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2019 'Eco Age' Curated Show Day 1. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Deretan koleksi desainer Tanah Air tampil di Plaza Indonesia Men's Fashion Week (PIMFW) 2019. Termasuk special curated show yang berlangsung pada 26--27 September 2019 dengan mengusung tema Eco Age.

Curated show hari pertama PIMFW 2019 menghadirkan koleksi-koleksi dari MORAL, no'om no'mi by Soetjipto Hoeijaja, serta Rigio. Ketiga brand karya anak bangsa ini hadir dengan sentuhan kolaborasi memakai bahan yang ramah lingkungan yakni tencel.

"Tencel adalah bahan baku untuk pakaian yang sangat ramah lingkungan dan sama sekali tidak mengandung chemical. Bahan ini akan terurai dalam 14 minggu dan composable," kata Mariam Tania, Marketing & Branding Manager Lenzing di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 26 September 2019.

Tania menambahkan, perbedaan tencel dengan bahan lain adalah sangat adem dipakai. Bahan ini juga termoregulasi dan breathable sehingga tidak gampang muncul bakteri.

"Tencel berasal dari alam, pohon yang tersertifikasi. Melihat tema Eco Age dirasa sesuai banget dengan misi kita sustainable kerjasama Ease, tenant kita bersama enam desainer," lanjutnya.

Label pakaian ready to wear, MORAL yang berada di bawah arahan kreatif desainer, Anandika Surasetja menampilkan full collection bertajuk MORAL / suaka sebanyak 29 look. Koleksi ini untuk musim Spring/Summer 2020.

"Koleksi season berbentuk suaka menggambarkan hubungan manusia circumstance alam, iklim ekonomi. Moral of the story turbulensi dengan berbagai aspek yang terhubung dengan kehidupan seperti hubungan manusia dengan lingkungan," kata Anandika.

Ia tidak mengklaim bahwa MORAL sebagai sustainable brand. Di sisi lain, Anandika mencoba ingin berkembang dengan memakai material yang sustainable dan eco-friendly.

"Pemilihan material tencel memastikan ambil dari end overall material yang relatif tidak terpakai dan beberapa material yang tidak terlalu umum jadi mencoba twist. Warna kali ini lebih kelabu di mana yang biasanya metalik dan reflektif," tambahnya.

Anandika menyampaikan tencel adalah bahan yang sangat menarik, mengingat bahan akan menempil pada kulit, tencel dirasa sangat nyaman. Maka dari itu memberi sensasi yang berbeda.

"Cuma tantangannya karena tencel bahanya lebih jatuh. Kita biasanya pakai bahan yang lebih struktural akhirnya kita combine," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

no'om no'mi by Soetjipto Hoeijaja dan Rigio

Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2019
Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2019 'Eco Age' Curated Show Day 1. (Liputan6.com/Putu Elmira)

no'om no'mi menghadirkan koleksi terbaru (2019/2020) dengan mengusung tajuk Jakarta Vanguard di PIMFW 2019 curated show hari pertama, Kamis, 26 September 2019. Brand ini menampilkan sebanyak 32 look.

"Dari dulu udah mau buat dengan inspirasi buat Jakarta. Pas Plaza Indonesia tahun ini Eco Age lumayan cocok masuk dengan kita. Melihat Jakarta yang sudah maju banget, polusi juga makin banyak. Jadi menurut aku cocok di-mix dengan tema ini," kata desainer sekaligus founder no'om no'mi, Soetjipto Hoeijaja.

Ia juga menghadirkan beskap traditional Javanese twist heritage. Busana-busana yang ditampilkan dapat dipakai oleh beragam karakter pria, tetapi lebih berjiwa muda dan ingin tampil berbeda namun tak terlalu loud. Di sisi lain, Nono, begitu akrab disapa menyebutkan ada beberapa tantangan kolaborasi dengan bahan tencel.

"no'om no'mi lebih ke tailor dan bahan tencel agak sedikit lemas. But somehow it works juga namun pengerjaan butuh lebih lama," ungkap Nono.

Lalu, brand streetwear, Rigio tampil jadi penutup di curated show PIMFW 2019. Menghadirkan 27 look, Rigio turut menggandeng aktris sekaligus pelukis, Salvita Decorte.

Creative Director Rigio, Sergio Berlino tidak memungkiri kolaborasi koleksi dengan tencel cukup menantang. "Jujur knowledge tekstil terbatas, apalagi streetwear bingung mengaplikasikan ke koleksi kita," kata Sergio.

Meski begitu, ia mencoba berbincang lebih lanjut dengan Tania soal pengaplikasian tencel. "Saya prepare tencel yang nggak bisa terlalu banyak, setelah di PIMFW kita bikin whole collection," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya