Liputan6.com, Jakarta - Jaringan pakaian anak terbesar di Inggris, Mothercare, terancam bangkrut dan 2.500 orang terancam kehilangan pekerjaan.
Perusahaan telah menunjuk PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk mengelola jumlah stok dan toko, 79 toko di Inggris akan ditutup.
Advertisement
Baca Juga
PwC mengungkapkan perusahaan telah merugi selama beberapa tahun di Inggris, tapi secara internasional menguntungkan.
"Kami sangat menyesal bahwa kami harus melaksanakan penutupan bertahap semua toko di Inggris," ujar Zelf Husain, administrator bersama, dikutip dari Metro, Rabu (6/11/2019).
Saat ini pihak Mothercare fokus membantu karyawan dan menjaga perdagangan agar bisa bertahan. Peristiwa ini merupakan momen yang sangat menyedihkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sewa Toko dan Beralih ke Online
Para pengecer mengajukan pemberitahuan untuk menunjuk administrator untuk divisi Inggris. Mereka mencari opsi untuk menemukan mitra agar merek Mothercare tetap hidup lewat online, atau supermarket yang memiliki tempat untuk menjual produk-produk Mothercare.Â
Mothercare telah menutup 55 toko selama setahun terakhir di Inggris. Selain biaya sewa toko yang mahal, juga banyak pelanggan yang beralih ke online.
Diane Wehre, diretur pemasaran dan wawasan di Springboard mengatkan perusahaan gagal membuat perubahan mendasar setelah menegosiasikan kesepakatan untuk menyelamatkan perusahaan dengan pemberi pinjaman tahun lalu.
"Akhirnya, supermarket dan department store memangsa pasar mereka, termasuk pesaing online yang lebih murah," katanya.Â
Selain di Inggris, belum diketahui jaringan Mothercare di negara-negara lainnya, termasuk di Indonesia.
Advertisement