Tolak Respirator Walau Positif Corona COVID-19, Nenek 90 Tahun: Kasih ke Anak Muda Saja

"Saya tak mau memakai respirator. Tolong berikan ke pasien yang lebih muda. Saya sudah melalui hidup yang menyenangkan," ucap nenek 90 tahun yang dinyatakan positif corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 31 Mar 2020, 21:01 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 21:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi seorang nenek. (dok. pexels/kenneth tecson)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Suzanne Hoylaerts, nenek asal Lubbeek, Belgia, yang menolak bantuan alat pernapasan setelah dinyatakan positif corona COVID-19. Dalam pembelaannya, perempuan 90 tahun itu mengatakan, lebih baik alat itu dimanfaatkan untuk pasien berusia jauh muda darinya.

Melansir laman dailystar.co.uk, Selasa (31/3/2020), Hoylaerts sakit sejak kurang lebih dua minggu lalu setelah kehilangan nafsu makan dan merasa sedikit susah bernapas, kendati tak ada gejala batuk maupun demam.

Putrinya, Judith, sempat membawa Hoylaerts ke dokter pada awal Maret. Dalam catatan kesehatannya, sang nenek disebutkan memiliki pneumonia dan telah dirawat tahun lalu karena penyakit tersebut.

Setelah dinyatakan positif corona COVID-19, Hoylaerts dirawat di rumah sakit yang pada saat itu, mengingat banyaknya pasien, memiliki alat pernapasan dalam jumlah sangat terbatas, bahkan kurang.

Hoylaerts pun menjalani perawatan tanpa didampingi sang putri di ruangan darurat. Dalam masa penanganan infeksi corona COVID-19, mengingat jumlah alat pernapasan yang minim, Hoylaerts menolak menggunakannya.

"Saya tak mau memakai respirator. Tolong berikan ke pasien yang lebih muda. Saya sudah melalui hidup yang menyenangkan," ucapnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Kata-Kata Terakhir

Ilustrasi
Ilustrasi seorang nenek. (dok. pexels/Italo Melo)

Judith, anak perempuan Hoylaerts, menceritakan bahwa kata-kata yang sempat diutarakan ibunya sebelm meninggal adalah ia tak boleh menangis.

"Kamu sudah melakukan apapun yang kamu bisa. Saya benar-benar punya hidup yang menyenangkan," katanya menyontohkan ucapan Hoylaerts.

Judith mengatakan, Hoylaerts meninggal pada 21 Maret 2020, sehari setelah ia mendapat penanganan intens karena dinyatakan positif corona COVID-19.


Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya