Ganjar Pranowo Berencana Membuka Candi Borobudur, Sudah Siap?

Ganjar Pranowo menyebut para pelaku wisata saat ini sudah menangis darah, termasuk mereka yang menggantungkan hidup dari kunjungan wisata ke Candi Borobudur.

oleh Komarudin diperbarui 15 Mei 2020, 10:04 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 10:04 WIB
Candi Borobudur
Stupa-stupa Budha terlihat di candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 10 Mei 2016. Menurut Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo untuk mengajukan arsip sebagai Memory of the World tidak bisa tunggal. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 berdampak besar pada dunia pariwisata di Indonesia, termasuk juga dialami Jawa Tengah. Saat ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang berpikir untuk membuka pariwisata, salah satunya Candi Borobudur.

"Agar ada phsyical distancing atau jaga jarak, saya mau coba, yuk kita buka Borobudur aja, yuk," kata Ganjar saat diskusi online bersama Blibli.com, Kamis, 14 Mei 2020.

Namun, Ganjar khawatir nanti para pengunjung bergerombol. Ia sempat punya ide, apakah semua pengunjung harus diberikan helm agar atau diberikan hulahoop.

"Kalau itu dipakai, itu jaraknya satu meter ya. Itu kemarin kami bercanda sama teman-teman, sebab kalau tidak ini dunia pariwisata, kalau sedih sih tidak, tapi mereka sudah nangis darah. Dunia pariwisata sudah seperti itu," kata Ganjar.

Saat ini, pariwisata di Jawa Tengah belum bisa dikunjungi wisatawan karena masih ditutup, termasuk Borobudur.

"Sekarang untuk dinikmati langsung masih belum bisa," ucap Ganjar Pranowo. 

Peningkatan Transaksi

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menunjukkan APD 'Baju Astronot' yang diproduksi RS Moewardi, Solo. (Foto: Liputan6.com/Pemprov Jateng/Felek Wahyu)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menunjukkan APD 'Baju Astronot' yang diproduksi RS Moewardi, Solo. (Foto: Liputan6.com/Pemprov Jateng/Felek Wahyu)

Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo juga mengungkapkan akibat pandemi corona Covid-19, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah merosot dari 5,2 persen menjadi 2,6 persen. Dampak yang paling besar dialami para pelaku ekonomi mikro.

"Saat ini kita perlu bangkitkan kembali semangat enterpreneurship-nya. Saya kira Blibli punya pengalaman untuk itu," kata Ganjar.

Sementara itu, CEO Blibli.com Kusumo Martono mengungkapkan bahwa selama pandemi corona covid-19, terjadi volume transaksi online sebanyak enam kali lipat.

"Dari data yang ada di Blibli, teman-teman UKM yang sudah join di platform, seperti Blibli dan lain-lain, kenaikan penjualannya luar biasa. Kenaikannya enam kali lipat dibandingkan hari-hari biasa," kata Kusumo.

Oleh karena itu, kata Kusumo, saat ini pelaku UKM harus berpikir secara positif dan kreatif. Salah satunya dengan menggunakan online.

"Selama masa pandemi ini, semua penjualan kita kembalikan kepada UKM. Kami tidak mengambil komisi sama sekali. Kami membantu memarketkan ke seluruh Indonesia," ujar Kusumo yang juga menyebut member Blibli sudah mencapai 20 juta dan terus berkembang.

Menurut Kusumo, peningkatan terjadi pada kategori produk makanan, minuman, masker kain, suplemen vitamin, dekorasi interior rumah.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya