Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak pada tak sedikit sendi kehidupan masyarakat, termasuk juga rumah makan. Di tengah krisis kesehatan global, tak sedikit rumah makan terpaksa tutup dengan berbagai pertimbangan.
"Mereka tak berani buka, takut terkena virus corona," ujar Founder dan CEO Wahyoo, Peter Shearer Setiawan dalam konferensi virtual tentang Digitalisasi Rumah Makan, Rabu, 10 Juni 2020.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai mitra, kata Peter, pihaknya berupaya memberi dukungan dalam keadaan suka dan duka.
"Salah satu dengan penggalangan dana dari masyarakat agar warung tetap ngebul. Hasil masakan dari warung-warung itu kemudian kami salurkan pada mereka yang kurang beruntung akibat kehilangan pekerjaan karena Covid-19," tutur Peter.
Pandemi ini dikatakannya menunjukkan bahwa digitalisasi sangat penting. Oleh karena itu, Wahyoo mengajak warung makan untuk masuk ke ranah pemasaran daring.
"Dengan begitu, rumah makan mereka ada yang membeli, meski dipesan dari rumah. Kami sebisa mungkin membantu membuka akses ke Go-Food sehingga mereka bisa tetap mendapat order," ujar Peter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Standar Operasional
Sejak Wahyoo berdiri pada 2018, Peter Shearer melihat banyak usaha yang sudah digitalisasi, seperti ojek, namun skalanya masih sangat kecil untuk warung makan. Padahal, peluangnya saat masuk ranah online diprediksi sangat besar.
"Kami ingin pemilik warung makan jadi lebih baik dan sejahtera," ujar Peter.
Selain itu, ia juga ingin warung makan punya standar operasional yang baik, seperti kebersihan, finansial, dan pelayanan. Jadi, mereka yang makan di warung Wahyoo jadi senang.
"Semua itu agar mereka menjadi lebih profesional dan jadi lebih baik," kata Peter.
Advertisement