Waspada, Pakar Penyakit Menular AS Sebut Pandemi Corona COVID-19 Belum Usai

Anthony Fauci mengingatkan bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 belum berakhir.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Jun 2020, 11:54 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2020, 11:54 WIB
Penumpang KRL Terus Menurun
Calon penumpang menunggu kedatangan kereta Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (16/4/2020). PT KCI menyatakan jumlah penumpang kereta listrik (KRL) terus menurun selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodebek hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pakar penyakit menular asal Amerika Serikat dr Anthony Fauci mengingatkan bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 masih belum usai. Ia menyebut masih ada ketidakpastian terkait virus itu terkait penyebarannya dan dampaknya ke tubuh.

COVID-19 juga dianggap Fauci lebih kompleks dari HIV.

"Pada periode empat bulan, virus itu telah melumpuhkan seluruh dunia ... Dan ini belum selesai," ujar Fauci seperti dilansir New York Post, Rabu (10/6/2020).

Fauci merupakan anggota gugus tugas Virus Corona di Gedung Putih Amerika Serikat. Kebijakan lockdown di AS sedang perlahan dicabut dan bisnis-bisnis mulai buka.

Tak hanya itu, demo besar-besaran sempat melanda AS pada pekan lalu akibat kematian George Floyd. Fauci menilai demo adalah lokasi sempurna untuk penyebaran virus.

Fauci yang sudah berkarier di bidang kesehatan selama setengah abad ini menjelaskan bahwa satu-satunya cara menyetop virus ini adalah vaksin.

Miliaran dosis vaksin dibutuhkan untuk seluruh dunia, dan Fauci mengapresiasi pengembangan yang dilakukan industri pengobatan. Ia menyebut Virus Corona ini berbeda dengan SARS yang bisa menghilang sendiri.

"Industri tidak bodoh. Mereka paham. SARS dulu punya tingkat penularan yang habis sendiri berkat tindakan kesehatan masyarakat. Tidak mungkin hal itu akan terjadi dengan virus ini," ungkap Fauci.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Berapa Harganya?

Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Tes Swab PCR
Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Fauci mengakui industri manufaktur vaksin juga mencari keuntungan. Menurutnya, kebijakan pengendalian harga bukanlah pilihan yang bijak.

Jika ada kebijakan seperti itu, Fauci khawatir perusahaan-perusahaan malah kehilangan minat.

"Ini adalah industri yang profit-driven," jelasnya.

Meski demikian, Fauci optimistis perusahaan-perusahaan yang mengembangkan vaksin akan menyediakan bagi segmen yang membutuhkan.

"(Perusahaan-perusahaan) akan dengan niat baik membuat vaksin tersedia bagi kelompok-kelompok, negara-negara, bangsa-bangsa, yang tidak sanggup membelinya," kata Fauci.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya