Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 350 gajah mati secara misterius di Botswana utara. Kematian ini pertama kali dilaporkan di Delta Okavango pada awal Mei dengan 169 gajah tewas.
Dilansir dari The Guardian, Jumat (3/7/2020), pada pertengahan Juni, jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat dengan 70 persen kematian berkerumun di sekitar lubang air, menurut sumber-sumber lokal yang tak ingin disebut namanya. Kejadian ini digambarkan oleh para ilmuwan sebagai 'bencana konservasi'.
Advertisement
Baca Juga
"Ini adalah kematian massal pada tingkat yang belum pernah terlihat dalam waktu yang sangat, sangat lama. Di luar musim kemarau, saya tidak tahu kematian yang separah ini," kata direktur konservasi di National Park Rescue, Niall McCann.
Pemerintah Botswana belum menguji sampel sehingga tidak ada informasi soal penyebab kematian atau apakah mereka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia. Dua kemungkinan utama adalah keracunan atau patogen yang tidak diketahui. Anthrax yang awalnya dianggap sebagai penyebab paling mungkin telah dikesampingkan.
Saksi mata menyebut beberapa gajah berjalan berputar-putar yang merupakan indikasi gangguan neurologis. Warga setempat mengatakan, gajah-gajah yang mati ini terdiri dari beragam usia dan kedua jenis kelamin.
Beberapa gajah yang hidup tampak lemah dan kurus, menunjukkan lebih banyak yang akan mati dalam beberapa minggu mendatang. Jumlah sebenarnya dari kematian mungkin bahkan lebih tinggi karena bangkai sulit ditemukan, kata para konservasionis.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tampak Kurus dan Lemah
Penjabat direktur untuk departemen margasatwa dan taman nasional Botswana, Cyril Taolo, mengatakan bahwa pihaknya menyadari gajah sedang sekarat. "Dari 350 hewan, kami telah mengkonfirmasi 280 dari hewan-hewan itu. Kami masih dalam proses mengkonfirmasi sisanya," ucap Taolo.
Taolo juga menyebut telah mengirim sampel untuk pengujian. Namun, hal ini akan memakan waktu lama karena pemberlakukan pembatasan akibat Covid-19.
Ada sekitar 15 ribu gajah di delta, dan Ekowisata menyumbang 10--12 persen dari PDB Botswana, nomor dua setelah berlian.
Advertisement