Kenali Tanda-Tanda Depresi pada Anak dan Remaja, Tidak Melulu Tampak Sedih

Gambaran perilaku sedih bagi anak dan remaja dalam fase depresi tidak selalu benar, ada tanda lain yang harus diperhatikan orangtua dan sekeliling mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2020, 02:05 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 02:05 WIB
Depresi pada Anak dan Remaja
Kenali Tanda-Tanda Depresi pada Anak dan Remaja, Tidak Melulu Tampak Sedih (dok. Pexels/ Polina Zimmerman)

Liputan6.com, Jakarta - Saat menggambarkan seseorang yang menderita depresi, biasanya kita cenderung memikirkan seseorang yang terlihat sedih atau murung dalam suatu waktu. Apa yang muncul di pikiran tentang ciri-ciri penderita depresi adalah mereka yang mengunci diri di kamar, memiliki kebiasaan makan yang tidak seperti biasanya, mengalami insomia, tidak banyak bicara, hingga kehilangan konsentrasi saat beraktivitas sehari-hari.

Namun, ternyata gambaran itu tidak sepenuhnya akurat, terlebih pada anak-anak dan remaja. Melansir laporan Harvard Health Publishing, yang ditulis oleh Editor Senior Fakultas Kesehatan Harvard, dr. Claire McCharty, Kamis, 22 Oktobr 2020, dikatakan bahwa mereka yang sedang berada dalam tahap depresi dapat bertindak dengan cara yang berbeda-beda, tidak melulu terlihat sedih dan banyak pikiran.

 

Angka kasus depresi memang masih sulit ditemukan pada anak-anak yang lebih kecil, tetapi anak dengan rentang usia 12 hingga 17 tahun, hampir 13 persennya pernah mengalami episode depresi berat. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental anak hingga akhirnya mereka mengalami fase depresi.

Di Indonesia, prevalensi kasus depresi pun kian meningkat. Laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019 mencatat bahwa lebih dari 19 juta penduduk di atas usia 15 tahun terkena gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta orang berusia di atas 15 tahun mengalami depresi.

Maka itu, penting untuk menyadari tanda-tandanya, sebab pada dasarnya depresi adalah penyakit yang dapat diobati. Apabila penderita depresi tidak diberi perawatan khusus, hal ini  dapat mengganggu kesehatan mental dan masalah fisik jangka panjang, bahkan memicu upaya bunuh diri.

Berdasarkan rangkuman yang dipublikasikan Harvard, berikut adalah tanda-tanda tak biasa, terlebih dari anak-anak dan remaja, yang mungkin sedang  mengalami depresi dan butuh segera memperoleh pertolongan orang terdekatnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Nilai Pelajaran Menurun

Ilustrasi Nilai Pelajaran Menurun
Ilustrasi Nilai Pelajaran Menurun (dok. Pexels/ Andrea Piacquadio)

Sekarang ini memang ada banyak alasan mengapa nilai anak bisa turun, termasuk ketidakmampuan belajar, ADHD, perundungan, atau juga penggunaan narkoba. Tetapi, ada baiknya setiap kali nilai anak-anak menurun, penting untuk memikirkan kemungkinan bahwa depresi adalah penyebabnya.

2. Cepat Emosi dan Marah

Ada banyak alasan untuk ini, termasuk sikap temperamental, dan kecenderungan remaja yang sering kali mudah tersinggung dan marah. Tetapi, jika perilaku itu baru terjadi dan terus-menerus muncul, atau jika seorang anak atau remaja sering mendapatkan masalah lebih dari biasanya, mulailah pikirkan tentang kemungkinan depresi.

3. Memutuskan Keluar dari Aktivitas

Sebenarnya tidak masalah jika minat anak sering berubah-ubah, terutama saat mereka sedang mencari jati dirinya. Tetapi, jika aktivitas yang baru tak kunjung menjadi pengganti aktivitas sebelumnya, ini juga dapat menjadi sebuah tanda peringatan.

4. Jenuh dan Bosan

Ilustrasi Jenuh dan Bosan
Ilustrasi Jenuh dan Bosan (dok.Pexels/Cottonbro)

Ketika seorang anak yang dulunya tertarik pada berbagai hal, tetapi tiba-tiba merasa bosan dan enggan melakukannya, itu bisa saja menjadi tanda peringatan yang perlu perhatian lebih.

5. Kelelahan

Ini adalah gejala lain yang perlu diperiksa secara menyeluruh, karena ada banyak alasan medis mengapa seseorang bisa mengalami rasa lelah yang kronis. Tapi, penting diketahui bahwa depresi adalah salah satunya.

6. Perilaku Berbahaya

Mengambil tindakan berisiko dalam jumlah tertentu adalah hal yang normal, terutama pada remaja. Namun, jika perilaku tersebut baru bagi sang anak dan dilakukan secara terus-menerus, mungkin hal itu tidaklah normal. Setiap perilaku yang melukai dirinya sendiri, seperti menyayat-nyayat bagian tubuhnya, ini harus segera mendapat perhatian.

7. Kesulitan Menjalin Hubungan Sosial

Ilustrasi anak bertengkar
Ilustrasi anak bertengkar (dok. Pexels/ VictoriaBorodinova)

Ketika anak atau remaja sering kali bertengkar dengan temannya, atau sekadar menghabiskan waktu lebih sedikit dengan temannya daripada biasanya, itu juga merupakan tanda bahaya yang patut diperhatikan.

8. Keluhan Fisik yang Berkepanjangan

Keluhan fisik tersebut adalah seperti sakit perut, sakit kepala, atau nyeri lainnya. Tentu seseorang memang perlu mendapatkan pemeriksaan menyeluruh untuk rasa sakit yang sifatnya terus-menerus. Tetapi, perlu juga diketahui bahwa hubungan pikiran antara tubuh itu dapat sangat kuat.  Terkadang orang yang mengalami depresi dapat mengalami sakit fisik yang terasa sangat nyata.

Menurut dr. Claire McCharty, jika Anda melihat salah satu gejala tersebut pada anak Anda, atau perubahan perilaku lainnya yang tidak dapat Anda pahami dan tampak tidak benar bagi Anda, segeralah bicarakan hal itu dengan dokter Anda atau carilah ahli kesehatan mental di daerah Anda.

"Jangan mengabaikan perilaku tersebut atau mencoba menjelaskannya. Lebih baik aman daripada menyesal, dan dengan begitu banyak kondisi, semakin cepat Anda terkena depresi, semakin mudah untuk mengobatinya," jelasnya. (Brigitta Valencia Bellion)

Banner Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya