Mengapa Orang Korea Selatan Justru Berebut Operasi Plastik Sebelum Pandemi COVID-19 Berakhir?

Jumlah permintaan operasi plastik tercatat meningkat pada 2020 ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Jan 2021, 17:01 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2021, 17:01 WIB
Ilustrasi operasi plastik
Ilustrasi operasi plastik (Foto: Unsplash/Roksolana Zasiadko)

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak sisi pandemi COVID-19 yang sebelumnya tak diantisipasi. Masuk dalam daftar tersebut boleh jadi jumlah permintaan operasi plastik yang meningkat di Korea Selatan.

Berdasarkan laporan Korea Biz Wire yang dilansir Selasa (5/1/2021), penyebaran virus corona baru memungkinkan mereka tinggal lebih lama dan melewati downtime setelah operasi plastik di rumah. Pun harus keluar, penggunaan masker membantu menyembunyikan efek samping prosedur tersebut.

Operasi plastik akhirnya disebut-sebut sebagai salah satu sektor yang diuntungkan dari pandemi COVID-19. Hana Institute of Finance menganalisa dan membandingkan data pengeluaran pemegang kartu kredit mereka antara kuartal pertama 2019 dan 2020.

Pada Maret 2020, ketika krisis akibat pandemi corona COVID-19 pertama menghantam, pengeluaran untuk operasi plastik justru tercatat meningkat sembilan persen dari tahun sebelumnya. Sementara, data berbeda tampak di sektor lain.

Misal, jenis pengeluaran rumah sakit, termasuk klinik anak yang berkurang 46 persen dan otorhinolaringologi merosot 42 persen. Mencerminkan tren ini, penggunaan aplikasi informasi medis kosmetik pun meningkat.

Jumlah pelanggan baru platform informasi operasi plastik melonjak jadi 2,5 juta pada November 2020 dari 1,6 juta tahun sebelumnya. Jumlah aplikasi untuk konsultasi seluler melalui platform juga meningkat dua kali lipat jadi 1 juta dari 500 ribu pada periode yang sama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rencana Vaksinasi di Korea Selatan

Kasus Infeksi COVID-19 Melonjak Tajam di Korea Selatan
Seorang wanita mengenakan masker berjalan di Gerbang utama Istana Gyeongbok, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (22/2/2020). Di Korea Selatan hingga kini sudah ada dua kematian akibat virus corona. (AP Photo/Lee Jin-man)

Berdasarkan laporan Kantor Berita Yonhap, Korea Selatan mendorong jadwal kedatangan vaksin COVID-19 untuk membuat lebih dari setengah populasi diinokulasi sebelum musim gugur, kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun.

Mereka bermaksud membentuk kelompok herd immunity dengan menginokulasi 60--70 persen populasi dengan vaksin. "Jika rencana itu tercapai, Korea Selatan akan jadi salah satu negara tercepat yang terbebas dari pandemi virus corona," tambah Chung.

Ia juga mencatat bahwa pihak berwenang sedang bekerja mempercepat jadwal pengadaan vaksin. "Pfizer akan mengirimkan vaksinnya mulai kuartal ketiga tahun ini, tapi pemerintah dan perusahaan terkait berupaya mempercepat jadwal jadi paling cepat Februari," kata Chung.

Menurut pihak berwenang, Korea Selatan telah mengamankan dosis vaksin virus corona baru untuk 56 juta dari empat perusahaan farmasi dan proyek vaksin global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang dikenal sebagai COVAX.

Volume tersebut dinilai lebih dari cukup untuk menutupi populasi negara yang berpenduduk 52 juta itu. Vaksin AstraZeneca akan dikirim pertama kali sekitar Februari dan Maret, diikuti Janssen dan Moderna pada kuartal kedua, lalu Pfizer pada kuartal ketiga, menurut pejabat kesehatan.

Perkiraan penjadwalan vaksinasi ini pun membuat tak sedikit orang berebut melakukan operasi plastik sebelum pandemi berakhir.

Negara yang Gratiskan Vaksin COVID-19 ke Warganya

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya