Rahasia Mengapa Pria di Kota Ende Terlihat Berwibawa

Mereka yang berasal di luar daerah bisa juga mengenakan ragi, sarung dari Kota Ende.

oleh Komarudin diperbarui 09 Jan 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2021, 12:30 WIB
Pria Kota Ende
Para pria di Kota Ende mengenakan ragi atau sarung (dok.instagram/@tamannasionalkelimutu/https://www.instagram.com/p/CJu_7YjnLKS/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT) tak hanya memiliki beragam destinasi wisata, tapi juga kaya dengan budaya. Salah satunya ragi, sarung yang dikenakan pria yang indah sehingga membuat pemakainya tampak berwibawa.

"Inilah rahasia mengapa pria di Kota Ende terlihat berwibawa," tulis akun Taman Nasional Kelimutu di NTT, Kamis, 7 Januari 2021.

Ragi ialah sarung yang biasa digunakan oleh pria suku Lio di sana. Ragi biasanya digunakan untuk acara adat, pernikahan suku Lio, hajatan, dan lain-lain.

Selain itu, ragi juga digunakan untuk acara adat dan sebagainya. Disamping itu, ragi juga biasa digunakan oleh masyarakat suku Lio untuk kehidupan sehari-hari, tak hanya itu ragi juga digunakan untuk penghangat badan dikala musim dingin.

"Cara pembuatan ragi pun juga menggunakan waktu yang lama, sistem pembuatannya juga hampir sama dengan Lawo/Zawo, namun akan tetapi yang membedakan nya ialah dari Motif dan warna," tutur akun itu yang menyebut bahwa ragi sendiri menggunakan warna hitam dan hijau.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Luar Daerah

Ragi
Pengunjung Taman Nasional Kelimutu saat mengenakan ragi (dok.instagram/@tamannasionalkelimutu/https://www.instagram.com/p/CJu_7YjnLKS/Komarudin)

Dalam acara adat pria suku Lio menggunakan ragi dilengkapi dengan luka (selendang) pada bahu sebelah kanan dan mengenakan lesu (destar) yang dikat dikepala, Lesu tidak digunakan oleh semua orang tetapi hanya oleh Mosalaki (Tua-Tua Adat pada saat pelaksanaan Ritual Adat), tanpa menggunakan alas kaki.

Mereka yang berada di luar daerah pun bisa mengenakan ragi. Salah satunya saat seremonial adat Pati Ka yang biasa digelar di Taman Nasional Kelimutu pada 14 Agustus 2021. Upacara adat ini merupakan tradisi turun temurun dengan memberi makan atau sesajen kepada arwah leluhur mereka.

"Ingat ya sobat pakaian adat merupakan aset kebanggaan yang harus tetap dijaga dan dilestarikan," kata akun Taman Nasional Kelimutu.

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya