Liputan6.com, Jakarta - Joe Biden dan Kamala Harris resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat, Rabu, 20 Januari 2021. Pelantikan Harris mencetak sejumlah sejarah. Ia jadi perempuan, orang kulit hitam, dan keturunan India-Amerika pertama yang duduk di jabatan itu.
Namun, orang di belakang layar juga membuat sejarah. Suami Kamala Harris. Douglas Emhoff, jadi "pria kedua" untuk kali pertama di negara itu. Pria 56 tahun itu sejauh ini terlihat menikmati perannya sebagai mitra politik Harris.
Advertisement
Baca Juga
Ia sering tampil selama kampanye pencalonan Harris. Tampilan media sosialnya bahkan menyerupai halaman penggemar tak resmi untuk istrinya. Melansir laman Independent, Kamis (21/1/2021), pria yang akrab disapa Doug ini bergabung dengan tim transisi Joe Biden dan terlibat dalam pekerjaan bidang pemerintahan.
Doug yang bergabung dalam firma hukum DLA Piper ini sebelumnya sudah mengambil cuti pada Agustus lalu, ketika Harris ditunjuk sebagai calon wakil presiden. Saat ini, tim Biden-Harris sudah pindah ke Gedung Putih.
Emhoff menunjukkan perannya mungkin akan menandakan langkah maju untuk kesetaraan gender. Menurut laporan Wate, belum dirinci secara resmi dan detail tugas apa saja yang akan dijalankan suami Harris.
Namun, bila merujuk pada pengalaman pasangan wakil presiden sebelumnya, mereka biasanya bertugas merencanakan makan siang dan acara-acara lain untuk pasangan senator karena wapres memang lebih banyak bertemu anggota senat.
Dalam kehidupan politik pasangan presiden dan wakil presiden AS, secara tradisional, wanita pertama dan kedua berperan sebagai nyonya rumah. Tugasnya meliputi mendekorasi liburan, memimpin makan siang, dan mengirimkan resep keluarga ke majalah "Kontes Kue Ibu Negara" setiap tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Potensi Menantang Norma Gender
Dengan terpilihnya Kamala Harris sebagai wakil presiden, peran "wanita kedua" akan menyimpang. Harris fokus dengan pekerjaannya sebagai wakil presiden, sementara suaminya yang telah melepaskan pekerjaan profesional kemungkinan akan melakoni pekerjaan yang biasa dilakukan wanita nomor dua di AS.
"Peran ini sangat berdasarkan pada gender," kata Barbara Perry, direktur studi kepresidenan di Miller Center University of Virginia. Peran ini juga sebagian besar bersifat seremonial. Ibu negara dan ibu wakil presiden AS sebelumnya biasa menjalankan agenda tak kontroversial untuk melengkapi pekerjaan pasangan mereka.
"Kita memberinya [Emhoff] penghargaan ekstra atas apa yang telah dilakukan perempuan selama berabad-abad," ujar Perry. Meski begitu, ia masih optimis dengan Emhoff dan potensinya menantang norma gender.
"Saya akan menjadikan Douglas Emhoff sebagai 'perempuan kehormatan'. Saya berharap ia akan menganggap itu sebagai pujian yang seharusnya," tutup Perry.
Advertisement