Liputan6.com, Jakarta - Embusan angin bercampur suara kodok, jangkrik dan binatang sawah lainnya menyejukkan suasana pagi di Paddi Cafe yang berlokasi di tengah sawah Jalan Soekarno Hatta, Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Tempat nongkrong tersebut baru saja dibuka pada 11 Januari 2021.Â
Saat tiba, pengunjung bakal disuguhi pemandangan areal persawahan seluas tiga hektare. Hijaunya bikin mata yang lelah bisa lebih cerah.
Advertisement
Baca Juga
"Nama Paddi sendiri artinya semakin berisi dan semakin menunduk. Semoga nama paddi (kafe) ini besar, besar dimata manusia juga besar di mata Allah dan ketika paddi besar paddi semakin membumi," kata Anton Octavianto, pemilik Paddi Cafe, kepada Liputan6.com, Jumat, 29 Januari 2021.
Anton mengungkapkan sengaja membuat kafe di tengah sawah karena rindu suasana alam pedesaan. Tetapi, pengunjung tak hanya bisa menikmati suasana tersebut, melainkan juga berkesempatan memandang indahnya Gunung Ciremai dari kejauhan. Syaratnya, cuaca haruslah sedang cerah.
"Ketika mendung, pemandangan Gunung Ciremai tertutup kabut," kata Anton.
Proses pembangunan Paddi Cafe dikerjakan selama lebih dari dua bulan. Desain bangunannya mengusung konsep modern minimalis dengan penggunaan kaca yang mengelilingi bangunan. Dengan begitu, pengunjung dari dalam kafe bisa leluasa memandangi sawah.
Bangunan kafe terbagi menjadi ruangan AC dan ruangan tanpa pendingin di bagian samping. Area itu sangat cocok bagi penikmat kopi yang ingin lebih dekat dengan areal persawahan.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penerapan Protokol Kesehatan
Meski di tengah sawah, properti kafe yang digunakan adalah barang-barang modern, salah satunya mesin kopi Lamarzocco. Ia mengklaim kafenya menjadi yang pertama di Indonesia yang memakai mesin tersebut di tengah sawah.
Anton menerangkan kafe menyuguhkan seduhan kopi dengan racikan modern. Menu favorit di Paddi Cafe adalah kopi susu gula aren. Ada pula es lemonade glamour bagi Anda yang tak terlalu suka kopi.
Tersedia pula menu makanan untuk dinikmati sambil bersantai. Yang jadi andalan adalah mi sapi, yakni mi isi daging sapi cincang. Menurut Anton, kafe akan menambah daftar menu makanan dengan mi cerbon dan sop buntut agar pengunjung punya lebih banyak pilihan.
Mengingat beroperasi di tengah pandemi Covid-19, Anton mengklaim tempatnya telah menerapkan protokol kesehatan, yakni dengan mengecek suhu pengunjung dan mewajibkannya mencuci tangan sebelum masuk, mewajibkan tamu memakai masker, dan para pegawai menggunakan sarung tangan dan masker.Â
Ia juga menyebut membatasi kapasitas pengunjung hingga 50 persen atau sekitar 100 orang. Pengunjung dalam rombongan besar diminta untuk mereservasi tempat terlebih dulu.
Sementara, proses disinfeksi tempat dilakukan setiap malam dan ketika pengunjung selesai makan langsung disemprot dan dilap pakai disinfektan. Namun, ia mengakui Paddi Cafe belum tersertifikasi CHSE yang dianjurkan Kemenparekraf untuk menandakan bahwa restoran tersebut telah menjalankan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan dan keberlanjutan lingkungan sesuai standar. (Melia Setiawati)
Advertisement