Stereotipe Negatif Pemimpin Perempuan di Dunia Bisnis Masih Jadi Pekerjaan Rumah

Stereotipe di dunia bisnis menghambat kesetaraan gender dan optimalisasi ekonomi negara sekaligus.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2021, 16:03 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2021, 16:03 WIB
Menghapus Stereotipe Negatif Pemimpin Perempuan di Dunia Bisnis
Ilustrasi perempuan pemimpin. (dok. Unsplash/ Christina Wocintechchat)

Liputan6.com, Jakarta - Kesetaraan gender di segala bidang masih jadi tantangan nyata, tak terkecuali di dunia bisnis. Stereotipe bahwa sebaiknya perempuan menggarap bisnis tertentu karena pria menguasainya dengan lebih baik menjadikan perempuan terkungkung.

Belum lagi, stereotipe negatif yang kerap disematkan kepada para perempuan, seperti emosional, cerewet, cengeng, dan penggoda. Bila dibiarkan, perempuan lah yang merugi.

Padahal, stereotipe hanya akan menghalangi pertumbuhan ekonomi negara. Maka, melawan stereotipe gender semestinya menjadi tujuan bersama dan harus dilakukan sejak dini.

"Stereotipe terhadap pemimpin perempuan dalam bisnis menyebabkan perempuan tidak cukup memiliki keberanian menjadi pemimpin dalam bisnis dan melakukan perubahan," ucap Eni Widiyanti, Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam webinar Stellar Women Entrepreneurship Academy, Jumat, 12 Maret 2021.

Eni juga mengatakan bahwa setiap manusia, termasuk perempuan, layak menjadi seorang pemimpin. Perempuan harus berani mendobrak stereotipe yang membatasi perempuan dalam mengembangkan diri dalam berkarier ataupun berbisnis.

Keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan di sektor pemerintahan, politik, swasta dan dunia usaha menjadi sangat penting untuk mewujudkan layanan pemerintah yang efektif, dan pertumbuhan dunia bisnis serta ekonomi.

"Keterlibatan perempuan di parlemen masih relatif rendah yaitu 20,5 persen pada periode 2019-2024. Demikian juga dengan kepemimpinan perempuan di sektor publik, jabatan politik, dan sektor wisata masih sangat rendah. Di antara negara-negara lain, Indonesia masuk ke peringkat 16, yaitu hanya 18 persen perempuan yang menduduki sebagai pemimpin," kata Eni.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Perlunya Mentor Perempuan

karakter zodiak
ilustrasi perempuan bekerja/Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Menghilangkan stereotipe memerlukan kerja sama. Maka itu, Stellar Women Entrepreneurship Academy, sebuah organisasi masyarakat, mengajak para perempuan untuk memberikan referensi, edukasi, dan pendampingan dalam bekerja, berkarir dan berbisnis.

Seluruh kegiatan dilakukan secara online, melalui kolaborasi bersama para mentor perempuan yang terjun dalam dunia bisnis. Ada juga beberapa publik figur dengan misi yang sejalan, yaitu mengedepankan wanita agar mampu menjadi pemimpin dan mendobrak adanya streotipe yang membatasi perempuan.

"Sangat penting bagi para perempuan Indonesia untuk bisa mendapatkan edukasi penuh, memperkaya ilmu dan referensi, yang dapat membantu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam dunia bisnis ataupun pekerjaan lainnya," ujar Samira Shihab, pendiri Stellar Women. (Melia Setiawati)

Perempuan Arab Terbebas dari Belenggu

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu
Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya