Sekolah Sampah Nusantara demi Merevolusi Mental Anak Muda Terkait Sampah

Sekolah Sampah Nusantara diharapkan bisa membantu mewujudkan ambisi Indonesia bebas sampah pada 2025.

oleh Putu Elmira diperbarui 15 Mar 2021, 18:01 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2021, 18:01 WIB
Sekolah Sampah Nusantara
Sekolah Sampah Nusantara (Tangkapan Layar Zoom Sekolah Sampah Nusantara)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan pengelolaan sampah kian digencarkan oleh berbagai pihak di tengah status "Darurat Sampah". Salah satunya adalah pendirian program sekolah yang diberi nama Sekolah Sampah Nusantara.

Program Sekolah Sampah Nusantara tercetus dari Gugus Depan Pramuka - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersinergi Mountrash Avatar Indonesia yang bekerja sama dengan Menko Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga Buperta Cibubur.

Ketua Komite Sekolah Sampah Nusantara Pramu Risanto menyebut ingin berkontribusi secara langsung dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Juga terkait upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan sosial, budaya, dan ekonomi, yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk melestarikan lingkungan.

"Harapannya dapat merevolusi mental anak bangsa dalam olah pilah sampah yang saat ini masih terus harus kita lakukan," kata Pramu Risanto dalam peluncuran program Sekolah Sampah Nusantara yang digelar virtual, Senin (15/3/2021).

Kak Ipam, begitu ia akrab disapa, menyampaikan Singapura dan Jepang telah jauh lebih dahulu teratur dalam membuang sampah pada tempatnya hingga mengantre dengan baik. "Jangan melihat 5--10 tahun lalu, tapi lihatlah beberapa puluh tahun yang lalu, mereka sudah melakukan itu dan kita harus melakukannya dari saat ini," tambahnya.

Lewat semangat itu, ia berharap di 2025 mendatang dapat menuju Indonesia bebas sampah. Di sisi lain, dikatakan Pramu Risanto yang juga sebagai Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Pengembangan Generasi Muda dan Pramuka, sampah akan selalu ada dan bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Maka, tata kelola, sistem pengelolaan, dan manajemen persampahan yang terstruktur jadi kebutuhan yang tak bisa diabaikan.

"Masalah sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pemerintah tidak bisa kerja sendiri. Oleh karena itu, kita harus menjadi partner pemerintah untuk melaksanakan pekerjaan tersebut," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Upaya Bersama

Ilustrasi Sampah
Ilustrasi sampah. (dok. Unsplash.com/Jasmin Sessler @open_photo_js)

Pramu mengajak seluruh elemen masyarakat berpartisipasi dalam mendidik generasi penerus bangsa dapat peduli terhadap sampah melalui Sekolah Sampah Nusantara yang akan dikembangkan di seluruh Nusantara.

"Semoga dengan didirikannya Sekolah Sampah Nusantara ini menjawab tantangan di masa depan yang tidak hanya mengedukasi peserta didiknya, tetapi juga jauh lebih penting diharapkan dapat membawa perubahan perilaku, ini paling penting," tegas Pramu Risanto.

Pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan, tokoh masyarakat, serta tokoh agama, disebutkannya harus terus dilibatkan dalam menjalankan aksi bersama pengolahan sampah, sehingga dapat tercipta aksi yang besar dan masif, yakni melalui aksi yang berorientasi pada upaya pemanfaatan sampah menjadikan sumber daya yang melahirkan sirkular ekonomi menjadi Indonesia bersih, mandiri, dan bermartabat.

Landasan program Sekolah Sampah Nusantara mengacu pada Perpres No. 97 Tahun 2017 tentang kebijakan strategi nasional dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, dengan menetapkan target pengurangan dan penanganan sampah 2025 Indonesia bebas sampah demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan indah.


Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi
Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya