Indonesia Darurat Sampah, Capai 56 Juta Ton di 2024

Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya mengingatkan bahwa Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat sampah. Timbunan sampah nasional mencapai 56,63 juta ton pada tahun 2024.

oleh Septian Deny Diperbarui 20 Mar 2025, 18:40 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 18:40 WIB
Kotornya Saluran Air Penuh Sampah di New Delhi
Ilustrasi Sampah. (AFP Photo/Noemi Cassanelli)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya mengingatkan bahwa Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat sampah. Timbunan sampah nasional mencapai 56,63 juta ton pada tahun 2024.

"Sekitar 39,41 persen sampah itu terbuang ke lingkungan seperti sungai. Dampak buruknya sudah terlihat akhir-akhir ini dari beberapa peristiwa banjir seperti yang terjadi di Bekasi," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.

Dia juga mengungkapkan bahwa 21,85 persen sampah itu dikelola di TPA dengan open dumping, metode pengelolaan sampah yang tidak lagi direkomendasikan penggunaannya karena sampah dibuang begitu saja. Semua TPA dengan open dumping itu berada di 343 daerah.

Pengelolan secara open dumping itu menyebabkan masalah lingkungan seperti udara, pencemaran air tanah hingga merusak ekosistem lokal.

Atas sejumlah permasalahan itu, menurut politikus Partai Golkar tersebut, dilakukan perbaikan tata kelola sampah. "Pertama, dari aspek regulasi, kita perlu menyempurnakan regulasi terkait tata kelola sampah. Kita di Komisi XII sebenarnya mendorong revisi UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah," katanya.

Kedua, dari aspek pembiayaan pengelolaan sampah yang arus ada terobosan kebijakan. "Menjadikannya sebagai kebijakan mandatory spending pada alokasi anggaran APBN dan APBD perlu dipikirkan, sehingga ada perspektif yang lebih kuat memandang persoalan sampah," ujarnya.

 

Promosi 1

Aspek Teknis dan Infrastruktur

Bagai Gurun, Sampah Plastik Banjiri Pantai Kedonganan Bali
Sejumlah sukarelawan dan wisatawan turun tangan untuk membersihkan Pantai Kedonganan, Bali dari ceceran sampah. (SONNY TUMBELAKA/AFP)... Selengkapnya

Ketiga, dari aspek teknis dan infrastruktur. Secara teknis, permasalahannya terletak pada setiap tahap pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan sampah, pengangkutan sampah hingga penimbunan di TPA.

“Sampah yang telah dipilah di rumah tangga kemudian di tahap pengangkutan digabung hingga ke TPA. Kondisi ini mempersulit upaya daur ulang sampah, pengomposan dan pengkonversian sampah ke energi listrik,” terangnya.

Menurut Bambang, pengelolaan sampah harus meliputi pembangunan infrastruktur yang mumpuni dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.

"Tentu semua ini harus membutuhkan komitmen bersama dari semua stakeholder termasuk juga masyarakat. Kita harus melakukan transformasi perilaku keseharian dalam memandang sampah, sehingga dengan demikian kita dapat melakukan pengelolaan sampah secara baik, ramah lingkungan, dan juga memberi dampak ekonomi," kata legislator dari Daerah Pemilihan Bangka Belitung itu.

800 Ribu Ton Sampah Plastik Diproyeksi Mengalir ke Laut Indonesia di 2025, Ada Solusi?

Bandung Masih Tetapkan Status Darurat Sampah untuk Kurangi Overload TPS
TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. (Dok. Pemprov Jabar)... Selengkapnya

Permasalahan sampah plastik dan pengelolaannya masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menunjukkan aliran sampah plastik ke lautan Indonesia diproyeksikan akan meningkat 30% menjadi sekitar 800.000 ton pada tahun 2025. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, produsen, dan masyarakat.

Melalui "Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen Kementerian Lingkungan Hidup," pemerintah menargetkan pengurangan sampah produsen sebesar 30% dari total timbulan sampah pada 2029. Hal ini mendorong industri untuk berinovasi dalam menciptakan solusi berkelanjutan, seperti kemasan ramah lingkungan dan sistem daur ulang yang efsien.

Senior Public Afairs and Sustainability Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, sejak 2018, AQUA telah berkomitmen untuk membangun model ekonomi sirkular dan menjadi bagian dari solusi terhadap permasalahan sampah di Indonesia melalui inisiatif #BijakBerplastik.

Inisiatif ini berfokus pada tiga aspek utama untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu pengumpulan sampah, pelaksanaan kampanye edukasi tentang pentingnya tanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan kepada konsumen dan anak-anak, serta inovasi dalam pengembangan kemasan yang lebih berkelanjutan.

“AQUA telah menjalankan berbagai inisiatif #BijakBerplastik di Indonesia, termasuk wilayah Pulau Jawa dan Bali. Di Pulau Jawa, AQUA bersama dengan Danone Ecosystem, dan Veolia Services Indonesia serta diimplementasikan oleh Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) mengembangkan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), program ini bertujuan untuk menciptakan siklus hidup kedua dari botol plastik paska konsumsi," kata Karyanto dikutip Jumat (14/3/2025).

 

 

Pengelolaan Sampah

6 Potret Jalanan Jogja Penuh dengan Sampah, Bikin Risih Masyarakat
6 Potret Jalanan Jogja Penuh dengan Sampah, Bikin Risih Masyarakat (sumber: Twitter.com/upil_jaran67)... Selengkapnya

"Program IRI dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dengan melibatkan 4 Tempat Pengolahan Sampah – Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Jatim, Jateng, DIY, serta 10 Mitra Pengumpulan di Jatim, Jateng, DIY, dan Sulteng," lanjut dia. 

AQUA bersama PT Khazanah Hijau Indonesia (Rekosistem) menjalin kerjasama untuk mengelola 1.400 metrik ton sampah kemasan dan botol plastik di Gresik, Jawa Timur. Kolaborasi AQUA dan Rekosistem ini adalah implementasi konkret dari Extended Producer Responsibility (EPR) yang menjadi alternatif solusi untuk mengurangi beban yang menumpuk di Surabaya dan kota-kota penyangganya.

Bersama Rekosistem, AQUA juga mendirikan 2 Waste Station di Yogyakarta dan Solo untuk masyarakat bisa menyetor sampah pilahan dan mendapatkan insentif Rekopoints sebagai insentif dari aplikasi Rekosistem.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya