Liputan6.com, Jakarta - Secara administratif, Serang, Banten terbagi dalam dua wilayah administrasi yakni Kabupaten Serang dan Kota Serang. Kota Serang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini berada di bagian utara Provinsi Banten, serta dikelilingi oleh Kabupaten Serang di sebelah selatan, barat, dan timur, dan Laut Jawa di sebelah utara.
Kota Serang yang dilintasi Jalan Tol Jakarta–Merak merupakan daerah otonom hasil pemekaran dari Kabupaten Serang dan resmi berdiri pada 10 Agustus 2007. Luas wilayahnya sekitar 266,71 km persegi. Sementara, Kabupaten Serang terletak di ujung barat bagian utara Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Jaraknya sekitar 70 km dari Jakarta dengan luas wilayah sekitar 1.734,28 km persegi.
Sejarah Kabupaten Serang tidak terlepas dari sejarah Banten pada umumnya, karena wilayah ini termasuk bagian Kesultanan Banten yang berdiri pada abad ke-16. Kabupaten Serang dibentuk sejak masa kekuasaan Kolonial Hindia Belanda, yang penetapan hari jadinya, didasarkan pada pendirian pemerintah Kerajaan Islam Banten pada 8 Oktober 1526. Masyarakat Serang, Banten memang tidak bisa dilepaskan dari ekspresi kesenian bernafaskan agama Islam, yang sangat mendominasi seni budaya Banten pada umumnya.
Advertisement
Nama Serang sendiri berasal dari bahasa Sunda, yang berarti sawah karena area persawahan di Serang dulunya sangat luas. Nama itu dicetuskan oleh Raja Banten yang kedua, Maulana Yusuf. Namun, bukan itu saja hal menarik tentang Serang. Dilansir dari berbagai sumber, berikut enam fakta menarik seputar Serang, Banten.
Baca Juga
1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan lindung atau hutan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai. Di Serang Selatan dan Utara, kawasan lindung ada di wilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan diwilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel.
Perkembangan yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan, sehingga diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung sebanyak 4.361,79 hektare dari awalnya sekitar 17.906,61 hektare menjadi tinggal sekitar 13.544,82 hektare.
2. Masjid dan Vihara yang Berdampingan
Di Serang atau tepatnya di Banten Lama yang terletak di Teluk Banten, dulunya merupakan pusat Kesultanan Banten. Kawasan ini merupakan tempat kapal-kapal Belanda mendarat untuk pertama kalinya di Indonesia. Di daerah ini terdapat dua situs sejarah religius yaitu Masjid Agung Banten dan Vihara Avalokitesvara.
Masjid Agung Banten yang terletak di Kecamatan Kasemen, daerah Banten Lama atau tepatnya 10 km arah utara dari Kota Serang ini dibangun antara tahun 1552-1570 saat Sultan Maulana Hasanuddin berkuasa. Bangunan masjid ini memadukan unsur Jawa Kuno dan Tiongkok. Masjid Agung Banten termasuk salah satu masjid tertua di Indonesai dan termasuk cagar budaya yang dilindungi.
Sedangkan, Vihara Avalokitesvara dibangun oleh tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, yaitu Sunan Gunung Jati yang memiliki istri yang masih keturunan Kaisar Tiongkok bernama Putri Ong Tien. Ia membangun vihara pada 1542 di Desa Dermayon, dekat dengan Masjid Agung Banten. Pada 1774, vihara dipindahkan ke Kawasan Pamarican hingga sekarang.
Saksikan Video Pilihan Berikut
3. Kesenian Debus
Debus merupakan salah satu atraksi kesenian kebanggaan yang tumbuh di wilayah Serang. Permainan Debus bernuansa magis, terkadang membuat miris dan ngeri yang melihatnya. Tapi, permainan ini sekaligus sebagai bukti betapa manusia mampu bertahan dari ancaman apapun asalkan beriman dan bertakwa.
Asal-usul kata “Debus” itu sendiri belum jelas, tapi ada yang berpendapat kata Debus berarti “Tembus”. Pada permainan Debus memang ada atraksi berusaha menembus tubuh manusia dengan logam runcing ukuran besar, bahkan dipalu dengan palu besar.
Kesenian ini bersifat turun-temurun. Tidak ada lembaga formal untuk mempelajari Debus. Semua berlangsung informal dan tradisional, serta tumbuh di daerah pedesaan tanpa rekayasa, trik atau tipuan.
4. Lahan Pertanian Sangat Luas
Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian sangat luas yang dikelola oleh masyarakat yaitu sekitar 47.500 hekatre. Hasil pertanian mereka sebagian besar adalah buah-buahan, yang hasil utamanya adalah pisang, mangga, rambutan dan durian, untuk konsumsi lokal dan memasok kebutuhan buah kota Jakarta.
Serang juga memiliki perkebunan rakyat yang menghasilkan kelapa, kacang tanah, melinjo kopi, cengkeh, lada, karet, vanili, kakao dan bumbu-bumbu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan ada juga yang dipasok ke Jakarta. Beberapa tahun terakhir ini lahan pertanian sudah banyak berkurang karena dibangun untuk perumahan dan kawasan industri.
Advertisement
5. Zona Industri
Di Serang ada dua Zona Industri, yaitu Zona Industri Serang Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu dengan luas total 4.000 hektare berada di sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan.
Sedangkan, Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan dan Jawilan memiliki luas kawasan industri 1.115 hektare. Di sana ada beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Cikande Modern.
6. Wisata Pantai
Selain sektor industri, Kabupaten Serang juga punya potensi di bidang pariwisata yang cukup besar. Hal ini karena mereka punya banyak pantai, terutama di kawasan Anyer yang dikenal dengan nama Pantai Anyer. Beberapa pantai yang terdapat di Anyer antara lain, Pantai Marbella Anyer, Sambolo, Marina Anyer, Pasir Putih Florida dan Karang Bolong.
Destinasi wisata lainnya yang cukup dikenal adalah Kawasan Haeritage Banten Lama, Rawa Dano, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian Air Panas Batukuwung dan beragam wisata air terjun. Selain itu, mereka juga dikelilingi banyak gunung dan sungai.
5 Tips Liburan Aman Saat Pandem
Advertisement