Cara Seru Kelola Sampah Kemasan Paket-Paket Lebaran, Jangan Asal Dibuang

Sampah kemasan dari paket-paket lebaran yang diterima masih bisa berguna asal dikelola dengan tepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2021, 05:02 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 05:02 WIB
Cara Seru Kelola Sampah Kemasan Paket-Paket Lebaran, Jangan Asal Dibuang
Ilustrasi sampah kemasan paket lebaran. ( dok. Andrea Piacquadio/Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang menerima banyak paket lebaran atau memesan banyak barang lewat online sehingga sampah kemasan menumpuk di rumah? Bila Anda termasuk salah satunya, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Anda mengelola sampah kemasan paket lebaran tersebut?

Peningkatan jumlah pesanan paket lebaran memang membahagiakan bagi para pengusaha, tetapi juga berdampak pada lingkungan bila tidak ditangani dengan benar. Apalagi, banyak yang membuangnya begitu saja hingga menumpuk di TPA atau membakarnya hingga mengotori udara sekitar.

Melihat kondisi ini, Waste4Change meluncurkan program Send Your Waste dengan cara mengirimkan limbah sampah tersebut untuk diolah lebih lanjut. Misinya adalah mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA.

"Karena pandemi masih membayangi kehidupan kita di Indonesia saat ini, tradisi saling kirim hampers hari raya jadi sedikit lebih populer dari biasanya. Tentunya ini mempengaruhi jumlah sampah sisa kemasan paket yang masuk ke Waste4Change," kata M. Bijaksana Junerosano, Founder & Managing Director Waste4Change kepada Liputan6.com pada Selasa, 11 Mei 2021.

Menurut Sano, sampah residu adalah jenis sampah yang paling banyak diterima Waste4ChangeBekasi selama empat bulan pertama pada 2021. Persentasenya pada April 2021 saja mencapai 65 persen. Kondisi itu cukup miris mengingat Indonesia masih jarang TPA yang memiliki teknologi yang dapat mengelola sampah residu.

"Kalau pun ada masih terhitung mahal. Sebagian besar sampah residu di Indonesia akhirnya berakhir di TPA," ucap dia.

Padahal, alasan suatu material dikategorikan sampah residu tidak selalu karena materialnya benar-benar tak bisa didaur ulang dengan mudah. Sampah yang tercampur dengan materi organik juga bisa menjadi alasan.Material kertas adalah salah satu materi anorganik berharga yang dapat rusak kualitasnya jika basah atau terkena bahan makanan.

Maka, langkah pertama untuk mengatasinya adalah dengan mengenali bagian sampah kemasan paket. Umumnya terdiri dari dua bagian. Sampah yang bisa didaur ulang seperti bubble wrap, kardus, kertas pembungkus, kartu ucapan dan lain-lain. Sementara, sampah residu meliputi stiker, plastik dengan stiker perekat yang sulit rusak, kardus, atau kertas yang tertempel isolasi.

Setelah mengidentifikasi, bersihkan bekas stiker atau isolasi yang menempel pada kertas. Jika kesulitan, Anda bisa memotong bagian tersebut, lalu kelompokkan sampah sesuai jenisnya, yakni plastik, residu, maupun kertas. Untuk mengurangi limbah baru, anda bisa menggunakan material yang masih bisa digunakan untuk membungkus seluruh sampah yang telah dikumpulkan.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Banyak Kegunaan

Cara Seru Kelola Sampah Kemasan Paket-Paket Lebaran, Jangan Asal Dibuang
Ilustrasi sampah kemasan paket. (dok. cottonbro/Pexels.com)

Setelah selesai dipilah, sampah tersebut bisa disalurkan ke mitra daur ulang program pengiriman sampah anorganik Send Your Waste dengan cara mendaftar terlebih dahulu di link w4c.id/SYW. Bagi Anda yang memiliki sampah skala besar yang berasal dari perumahan, kantor atau perusahaan bisa mendaftar melalui link w4c.id/RWTL.

Setelah registrasi, Anda akan mendapatkan kode unik untuk ditempel pada bagian kemasan paket sampah sebelum dikirim. Sampah anorganik bisa dikirimkan menggunakan jasa ekspedisi ke fasilitas daur ulang Waste4Change yang ada di Bekasi dan Sidoarjo. Selanjutnya, sampah yang Anda kirim akan dicatat dan didaur ulang secara optimal.

Sampah plastik yang sudah dikumpulkan biasanya dipisahkan dulu berdasarkan jenisnya, yaitu PET, HDPE, LDPE, PP, PVC, dan lainnya. Setelah dipilah, sampah akan dicacah untuk memudahkan proses selanjutnya serta menghindari penyalahgunaan produk. Untuk sampah-sampah yang sulit didaur ulang juga akan dipisahkan untuk nantinya dikirim ke TPA lokal sesuai lokasi klien atau diproses menggunakan teknologi RDF sesuai kontrak dengan klien.

"Beberapa hasil daur ulangnya adalah botol kaca, gagang sapu dan alat pembersih lainnya, bahkan material pengganti kayu yang terbuat dari sampah UBC (used beverage carton) atau karton susu," kata Sano.

"Sementara untuk sampah organik, akan kami cacah dan sebagian kami gunakan sebagai pakan larva Black Soldier Fly (BSF) yang tinggi protein. Larva BSF bisa dimanfaatkan kembali menjadipakan ternak atau ikan, sementara sisa dari konsumsi larva BSF akan kami proses menjadi kompos dengan teknik open window, yaitu pematangan kompos di udara terbuka," imbuh dia.

Kompos buatan Waste4Change akan dijual kembali bersama compost bag untuk mendukung pembuatan kompos di rumah. Waste4Change juga menjual telur dan larva BSF, serta peralatan budidaya BSF bagi yang berminat untuk membangun fasilitas pemanfaatan sampah organik sendiri.

Hingga sekarang, Waste4Change telah berhasil mengajak 1.334 masyarakat Indonesia untuk mengirimkan sampah anorganiknya, serta mendaur ulang sekitar 5.057 kilogram sampah menjadi barang-barang yang bisa digunakan kembali. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi
Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya