Liputan6.com, Jakarta - Terpaan stres di masa pandemi Covid-19 adalah hal yang tak terbantahkan. Tidak terkecuali pada ibu, sosok yang memainkan peran yang sangat penting dalam keluarga dan juga untuk buah hati tercinta.
Stress and Anger Management Specialist Certified Meditation Instructor Bagia Saputra menyebut, menurut Asosiasi Psikolog Amerika, stres didefinisikan sebagai respons fisik dan psikis terhadap pemicu stres, baik yang muncul dari dalam diri atau lingkungan. Ia melanjutkan, stres ini tidak hanya reaksi psikologis dan di pikiran saja, tapi juga ada respons fisik.
Advertisement
Baca Juga
"Stres itu berdampak pada hampir seluruh sistem biologis kita, emosi, dan perilaku," kata Bagia dalam acara virtual perayaan dua tahun 'Momami - Twogether We Can', Senin, 16 Agustus 2021.
Bagia mengungkapkan, ada lima sumber stres, yakni keluarga yang bisa jadi pasangan, orangtua, atau bahkan anak. Kemudian ada relationship (entah dengan teman, teman kerja, atau atasan), kesehatan, pekerjaan atau bisnis dan keuangan.
Berdasarkan penelitian dari Havard Medical School, dikatakan Bagia, ada beragam penyakit akibat stres, mulai dari tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, penuaan dini, hingga gangguan tidur atau insomnia. Intinya, stres berdampak pada kesehatan diri.
"Jadi, kalau Mom ingin tetap sehat dan terus bisa menjaga anak-anaknya dan terbebas dari segala menyakit ini, mulai belajar mengelola stres dengan baik," tutur Bagia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengelola Emosi
Bagia menjelaskan, mengelola stres tidak lepas dari mengelola emosi. Mengingat, emosi merupakan sebuah energi yang bergerak dalam tubuh.
"Untuk mengetahui (seberapa) stres apa seorang ibu, kita lihat dari anak. Ketika mereka punya banyak isu-isu perkembangan atau dalam tingkah laku mereka artinya cerminan dari apa yang dirasakan orangtua," lanjutnya.
Lantas, apa yang harus dilakukan ibu dan ayah agar tidak mentransfer energi atau emosi negatif ke anak? "Dengan melakukan transformasi emosi, mengubah emosi negatif menjadi emosi positif," tambah Bagia.
Advertisement
Pentingnya Me Time
Namun jika orangtua terlanjur melampiaskan amarah kepada anak, Bagia menjelaskan solusi yang dapat ditempuh orangtua. Ambil waktu sejenak untuk menyelami masalah yang dirasa.
"Saat sadar, datang ke anak dan minta maaf, harus mengakui kalai kita salah sudah melampiaskan kepada anak. Minta maaf juga mengajari anak untuk berani mengakui kesalahan," ungkapnya.
Bagia menyebut, segala macam emosi-emosi negatif yang dirasakan ibu dan ayah, berpotensi melukai anak-anak. Maka dar itu, waktu dengan diri sendiri adalah salah satu kunci.
"Maka, take me time. Take a break, tapi sama diri sendiri untuk menyelami diri dan menelusuri apa yang membuat kesal dan marah," jelasnya.
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui
Advertisement