Liputan6.com, Jakarta - Saat Zhang Congyuan memulai bisnis sepatu ketsnya lebih dari tiga dekade lalu, ia tidak mampu membeli pabrik biasa. Tak habis akal, ia pun mengubah peternakan babi di sebelah sawah di Taiwan barat.
Dilansir dari South China Morning Post, Senin, 23 Agustus 2021, kini, pendiri Huali Industrial Group tersebut memiliki kekayaan lebih dari 13 miliar dolar AS atau setara Rp187 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index. Huali memiliki langganan merek ternama, seperti Nike, Converse, dan Vans.
Perusahaan ini memproduksi lebih dari 180 juta pasang sepatu per tahun. Saham Huali telah melonjak 162 persen sejak go public di Shenzhen pada April 2021.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut mendorong Zhang ke puncak daftar orang kaya di Taiwan. Ia kini lebih kaya daripada daripada Terry Gou dari Foxconn Technology, yang membuat iPhone untuk Apple.
"Saya dibesarkan di desa pedalaman, dan saya hanya mengelola perusahaan kecil. Selama beberapa dekade terakhir, saya hanya mengerahkan semua upaya saya ke dalam sepatu," kata Zhang kepada Business Weekly Taiwan pada Mei lalu.
Zhang lahir dalam keluarga petani di Taiwan pada 1948. Setelah lulus dari perguruan tinggi pertanian, ia mulai bekerja di pabrik yang memproduksi sepatu perempuan, menurut laporan Business Weekly.
Zhang menabung untuk memulai perusahaannya sendiri. Zhang lantas mendirikan beberapa usaha sepatu di Taiwan dan Guangdong di Cihna selatan pada 1980-an.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perjuangan Zhang
Pada 1990, Zhang mendirikan Liangxing Industrial dengan mitra di Hong Kong, menurut keterangan tertulis penawaran umum perdana Huali. Liangxing go public di Hong Kong pada 1995 dan berganti nama menjadi Symphony Holdings.
Zhang mendirikan Huali di Zhongshan, sebuah kota daratan Cina dekat Hong Kong, pada 2004. Ia dan keluarganya membeli aset dari Symphony pada 2014 untuk mengembangkan Huali saat dia berhenti sebagai Direktur Symphony pada tahun yang sama.
Huali kini juga beroperasi di Vietnam, Myanmar, dan Republik Dominika. Prospek perusahaan ini bagus, kata Zhao Shuli, seorang analis di Industrial Securities di Shanghai. Ia mengharapkan Nike untuk mengalihkan lebih banyak pesanan ke Huali dalam jangka menengah.
"Meskipun lingkungan konsumen global dilanda pandemi pada 2020, Huali telah mempertahankan kapasitas dan pengiriman yang stabil. Lokasi pabrik globalnya sampai batas tertentu membantunya mencapai pertumbuhan laba yang lebih baik daripada rekan-rekan industri," kata Zhao.
Advertisement
Sukses Besar
Huali melaporkan pendapatan 13,9 miliar yuan (Rp30 triliun) tahun lalu dengan 21 basis manufaktur secara global pada akhir 2020, menurut keterangan tertulis perusahaan. Ini membukukan laba bersih 1,9 miliar yuan (Rp4,2 triliun), meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya.
Tetapi, Zhao mencatat bahwa situasi pandemi dan ketergantungan perusahaan pada klien besar tertentu dapat menghambat pertumbuhannya. Zhang mengecilkan kesuksesannya dalam wawancara Business Weekly, dengan mengatakan itu tidak akan mengubah hidupnya.
"Saya orang yang membosankan. Saya hanya akan terus melakukan hal-hal yang saya kuasai," katanya.
Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air
Advertisement