Kritik Krisis Makanan di China, Seniman Buang Butiran Beras Emas ke Sungai hingga Tempat Sampah

Butiran beras emas yang mengkritik fenomena limbah makanan di China itu dibuat dari 500 gram emas murni bernilai Rp439 juta.

oleh Komarudin diperbarui 27 Okt 2021, 03:09 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2021, 16:02 WIB
Warga Negara Bagian di AS Dilarang Buang Sisa Makanan ke Tempat Sampah
Ilustrasi makanan. (dok. Ella Olsson/Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi seorang seniman China membuat butiran beras emas menyedot perhatian publik. Pasalnya, kreasi tidak biasa itu tercipta hanya untuk disebar di Sungai Huangpu dan seluruh Shanghai.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengkritisi krisis limbah makanan yang makin meluas. Seniman bernama Yang Yexin ini mengklaim telah membuat seribu butir beras emas, seperti dilansir dari laman China Daily, Selasa (19/10/2021).

Butiran beras emas tersebut dibuat dari 500 gram emas murni yang nilainya mencapai lebih dari 200 ribu yuan atau setara Rp439 juta. Selain ke Sungai Huangpu, lelaki itu juga membuang butiran beras emas ke tempat sampah di sudut jalan, kereta metro, dan ruang hijau, seperti taman.

Ia kemudian mendokumentasikannya dalam sebuah video yang dirilis pada Jumat, 15 Oktober 2021. Itu bertepatan sehari sebelum Hari Pangan Sedunia ke-41.

"Setiap butir yang saya jatuhkan adalah dakwaan atas pemborosan makanan. Setiap hari sejumlah besar makanan dibuang dan tidak ada yang memperhatikan," kata Yang dalam video tersebut.

Ia menambahkan, sebenarnya setiap butir beras emas itu sangat penting. Ia bahkan menyebut kreasinya lebih berharga daripada emas murni.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

93 Gram Makanan

Ilustrasi sajian makanan
Ilustrasi sajian makanan. (Photo by Rachel Park on Unsplash)

Industri makanan dan katering China membuang 93 gram makanan per orang, setara 11,7 persen dari asupan makanan rata-rata setiap orang. Pada jamuan makan lebih besar, tingkat limbah bisa mencapai 38 persen.

Hal tersebut terungkap sebuah laporan yang dirilis China Academy of Sciences dan World Wide Fund for Nature pada 2018. Bagi Yang, hal tersebut merupakan persoalan yang sangat serius.

"Saya berharap bisa mengingatkan kesadaran orang-orang betapa seriusnya fenomena pemborosan makanan di China. Saya ingin meningkatkan perhatian publik terhadap keamanan pangan," ujarnya.

Hubungan Beras dan Emas

ilustrasi air beras
ilustrasi air beras (foto: Pixabay)

Yang menyebut aksinya itu sebagai candaan untuk publik Shanghai. "Saya ingin berdiskusi dengan mereka tentang hubungan antara beras dan emas, nilai spesifik dan signifikansinya," tuturnya.

Aksi Yang tersebut menarik perhatian dan mendapat tanggapan panas di media sosial China. Ia mendapat pujian dari publik dengan mengatakan apa yang dilakukan merupakan ide cemerlang.

"Itu adalah ide bagus, menghabiskan 200 ribu yuan menyerukan kepada masyarakat untuk menghemat makanan. Bagaimana pun, seseorang dapat membelanjakan uangnya sesukanya, sementara makanan adalah sumber daya vital kepentingan strategis. Anda akan mati tanpanya," komentar seorang pengguna.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya